harapanrakyat.com,- Akibat kedelai langka, para pengrajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya terpaksa mengecilkan ukuran untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Mereka menduga kelangkaan kedelai tersebut karena adanya permainan, sehingga harganya mahal.
“Sudah 3 minggu mahal. Saya tidak tahu kendalanya di mana. Kabarnya sih pengiriman sedikit telat,” kata Imin Muslimin, salah satu pengrajin tahu, Jumat (29/12/23).
Ia menjelaskan, saat ini sistem penjualannya dibagi-bagi kepada para pengrajin. Karena itu, ada yang mendapatkan pasokan dan ada yang tidak.
Lantaran kondisi seperti itu, kata Imin, para pengrajin tidak produksi tiap harinya. Sebab, kedelai tidak datang tepat waktu. Bahkan, pesanan yang datang jauh lebih sedikit.
“Kalau saya tidak kebagian kedelai ya tidak produksi. Kalau di saat normal, biasanya sampai 4 kuintal sehari untuk produksi tahu dan tempe. Sekarang untuk 2 kuintal aja sudah syukur, itu pun kalau ada,” terangnya.
Sementara itu, untuk harga kedelai normal di angka Rp 11.400 per kilogramnya. Sedangkan saat ini mencapai Rp 13 ribu per kilogramnya.
Meski harganya mahal, ia pun terpaksa tidak menaikkan harga ke pembeli, namun mengakalinya dengan mengecilkan ukuran tempe maupun tahunya.
“Kami harap ada perhatian dari Pemkot Tasikmalaya, terutama Pj Walikota ke mana aja? yang bagian pangan itu kan jarang ada reaksi, misal untuk sidak ke penjual,” pungkasnya. (Apip/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)