harapanrakyat.com – Wilayah Kabupaten Aceh Utara merupakan jalur rawan banjir kiriman dari kawasan hulu yang berada di Kabupaten Bener Meriah.
Kejadian banjir serupa pernah terjadi pada tiga tahun silam, atau awal bulan Desember 2020. Pada kejadian itu, sebanyak lima orang meninggal dunia dan 19.476 jiwa mengungsi akibat banjir di Aceh Utara ini.
Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan hasil monitoring BNPB pada akhir 2020, permasalahan utama banjir di wilayah itu terpicu sejumlah faktor. Selain cuaca, kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai menjadi salah satu faktor pemicu banjir.
Selain itu, kerusakan ekologi bantaran sungai dan sedimentasi di wilayah hilir juga menjadi penyebab terjadinya luapan banjir di beberapa wilayah. Di samping itu, kata Muhari, tanggul-tanggul sungai juga minim vegetasi sehingga kurang maksimal dalam menahan derasnya air saat terjadi banjir.
Baca Juga : Banjir Kian Meluas, Kabupaten Aceh Utara Terbitkan Tanggap Darurat
“Di sisi lain, musim hujan telah memasuki sebagian besar wilayah Indonesia. Hasil prakiraan cuaca dari BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Aceh Utara. Prakiraan cuaca ini akan terjadi hingga beberapa hari ke depan,” kata Muhari, Kamis (28/12/2023).
Menyikapi hal itu, lanjut Muhari, BNPB mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Muhari mengimbau apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai segera mengungsi untuk sementara waktu. Hal itu sebagai upaya mitigasi bencana banjir di Aceh Utara ini.
“Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya. Terkait banjir di Aceh Utara ini, pemerintah daerah setempat sudah mengeluarkan surat tanggap darurat bencana,” ucapnya. (Ecep/R13/HR Online)