Beranda Berita Nasional Pembangunan PLTA Upper Cisokan, Warga di Bandung Barat Terpaksa Lepas Tanahnya

Pembangunan PLTA Upper Cisokan, Warga di Bandung Barat Terpaksa Lepas Tanahnya

Lokasi-Pembangunan-PLTA-Upper-Cisokan.jpg

harapanrakyat.com – Dampak pembangunan PLTA Upper Cisokan, warga di Desa Nanggeleng dan Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat, Jawa Barat, terpaksa melepas tanahnya sebagai lahan pengganti hutan. Warga harus menjual tanah miliknya lantaran tidak memiliki pilihan lain.

Proses pembebasan lahan PLTA Upper Cisokan, sebenarnya telah berlangsung beberapa tahun lalu. Namun, khusus untuk warga di dua desa tersebut, pembebasan lahan baru dapat terlaksana akhir tahun 2023 ini.

Daman (74), warga Kampung Cisalak, Desa Nanggeleng mengatakan, sebenarnya ia telah sepakat untuk menjual tanah milik seluas 840 meter persegi itu pada tahun 2015. Meski sudah sepakat, namun Daman masih bisa menggarap sawah tersebut karena pihak proyek belum mengambilnya.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

Baca Juga : Ada di Jawa Barat, PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

Daman mengakui, jika saat itu ia tak memiliki pilihan lain selain menjual sawahnya kepada PLTA Upper Cisokan. Lahannya yang berupa persawahan tersebut, lokasinya berada di Legok Picung, cukup jauh dari perkampungan warga karena masih berada di kawasan hutan.

Daman mengaku, ia rela melepas sawahnya itu lantaran warga di sekitar sawahnya itu sudah menjual tanahnya untuk proyek relokasi PLTA. Daman merasa, jika bertahan maka ia hanya akan sendirian.

Tiiseun we sepi, ojol-ojol sorangan euweuh batur (Jadi sepi, tiba-tiba jadi sendirian),” ucapnya, Selasa, (26/12/2023).‎

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Tak hanya itu, Daman memperkirakan hama akan makin bertambah jika sawahnya tetap ia pertahankan. Pasalnya, lahan milik warga lainnya sudah terlebih dahulu terjual, sudah tidak ada yang mengurus. Akhirnya menjadi sarang hama yang terus menyerang sawahnya.

Padahal Daman mengakui, sawah miliknya termasuk subur lantaran pasokan air yang cukup berasal dari hutan.

Pembangunan PLTA Upper Cisokan, Enat Lepas Perkebunan Sawo

Di daerah Sirnaraja, keadaannya relatif sama. Seperti halnya yang dialami Enat (51), warga Kampung Sindang Palay, Desa Sirnaraja yang kini tak memiliki tetangga. Ia mengaku, ikut terkena imbas proyek pembebasan lahan PLTA Upper Cisokan tersebut.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Enat menjelaskan, lahannya seluas 1600 meter persegi itu terkena pembebasan pada tahun ini. Lahannya itu berlokasi di Blok Pasirgadung, Sirnaraja yang ia gunakan untuk menanam pohon sawo.

Baca Juga : Objek Wisata Sanghyang Kenit Cipatat Bandung Barat Jawa Barat

Peryogi acis we sareng teu aya batur (perlu uang dan bakal tak miliki tetangga),” kata Enat.

Dengan kondisi seperti itu, Enat sudah tidak memiliki tetangga karena semuanya telah menjual lahan di sekitar kebunnya. Enat merasa ia akan terasing sendirian jika tetap pada pendiriannya menolak pembebasan lahan pembangunan PLTA Upper Cisokan ini. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)