harapanrakyat.com,- Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Totok Hariyono, menyebut bahwa politik uang dan pencurian suara masih menjadi musuh terbesar dalam dunia pemilu.
Menurutnya, praktik politik uang sampai saat ini masih sering dilakukan oleh para kontestan pemilu, untuk meraup suara pemilih.
“Padahal, katanya, praktik seperti itu jika dilakukan di saat kampanye, masa tenang dan masa pemungutan serta masa penghitungan suara, bisa dikenakan hukuman,” ungkap Totok saat mengisi acara Seminar Nasional di UIN Sunan Ampel Surabaya, Selasa (24/10/2023).
Totok menjelaskan, salah satu alasan kenapa praktik politik uang masih marak dilakukan, adalah karena mentalitas.
“Jadi, mentalitas orang-orang yang masih bersifat terbuka dan gampang dibujuk jika diberi sesuatu,” jelasnya.
Selain itu, Totok juga menyebut masalah terbesar lainnya dalam pemilu bukan hanya politik uang, tapi juga pencurian suara.
Menurutnya, kejahatan seperti ini seharusnya sudah tidak lagi menjadi trend di saat tahun pemilihan.
Totok memandang, bahwa satu suara dalam pemilihan memiliki nilai yang sama. Yakni sama-sama memiliki bobot dan nilai yang besar.
“Terlepas seseorang yang memiliki hak suara tersebut adalah orang yang teredukasi atau tidak,” ucapnya.
Ia pun membayangkan jika ada pencurian suara dalam pemilihan umum yang demokrasi, one man, one vote, one value.
Totok menganalogikan, satu suara profesor yang memiliki ilmu tinggi, sama dengan suara orang yang tidak pernah membaca buku.
“Pas masuk bilik suara, nanti suaranya sama. Sebesar itu nilai suaranya, masa mau dicuri?” katanya.
Totok berharap di pemilu 2024 mendatang, praktik politik uang dan pencurian suara untuk memenangkan salah satu kontestan dalam pemilihan sudah tidak lagi ada. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)