Beranda Berita Nasional Sawala Pertanian di Festival Layang Lakbok Ciamis, Dialog Antara Petani dan Pemerintah

Sawala Pertanian di Festival Layang Lakbok Ciamis, Dialog Antara Petani dan Pemerintah

Sawala-Pertanian-di-Festival-Layang-Lakbok-Ciamis-Dialog-Antara-Petani-dan-Pemerintah.jpeg

harapanrakyat.com,- Kegiatan Layang Lakbok di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi salah satu ruang untuk saling berdialog dan bertukar informasi seputar pertanian antara elemen masyarakat tani dengan pemangku kebijakan di Kabupaten Ciamis.

Layang Lakbok juga merupakan ungkapan syukur masyarakat tani atas hasil panen yang telah diperoleh. Dalam kegiatan ini dimunculkan kearifan lokal seperti kesenian tradisional, kuliner, kebiasaan dan potensi wisata desa.

Harapannya dapat meningkatkan perekonomian khususnya di rumah tangga petani serta memberikan semangat dan motivasi untuk bergerak melakukan perubahan dalam usahataninya.

Adapun tema Layang Labok Tahun 2023 adalah Lakbok : Nya Melak Nya Ngalebok “Memajukan Petani, Memajukan Bangsa”.

Sawala pertanian (rembug tani) merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam Layang Lakbok.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi pertanian serta adanya upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh para petani Lakbok. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 Oktober 2023 bertempat di Area Persawahan Blok Kuntul Desa Baregbeg Kecamatan Lakbok.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Dihadiri oleh Sekretaris Daerah, Ketua DPRD, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas PUPRP, UPTD Pengairan Wilayah Lakbok Selatan, Ketua KTNA Kecamatan, Stakeholder Kecamatan Lakbok. Kemudian okoh tani Kecamatan Lakbok,  Perwakilan Gapoktan dan Poktan se-Kecamatan Lakbok.

“Topik yang dibahas dalam kegiatan rembug tani adalah budaya tani, jaminan sosial dan ketahanan pangan,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Slamet Budi Wibowo.

Baca juga: Dinas Pertanian Salurkan Bantuan Alat Mesin Pertanian Hand Sprayer

Menurutnya, budaya tani merupakan kebiasaan para petani dalam mengelola usaha taninya dilakukan secara tradisional yang seharusnya dapat diubah secara perlahan seiring dengan kemajuan teknologi pertanian untuk peningkatan hasil usahatani.

Kemudian kata Slamet, pihaknya juga mensosialisasikan soal jaminan sosial usahatani bagi para petani yang difasilitasi oleh pemerintah dalam bentuk AUTP (Asuransi Usaha Tanaman Padi).

“Program ini menjamin para petani dari kegagalan panen baik yang disebabkan oleh bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) serta serangan OPT,” katanya. 

BACA JUGA:  PNS vs ASN Ternyata Beda, Jangan Keliru Ya!

Lebih lanjut Slamet Budi menyatakan, konsep ketahanan pangan menuntut masyarakat mau dan mampu mengoptimalkan semua lahan yang dimiliki. Baik itu lahan pekarangan ataupun lahan sawah untuk ditanami tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga/keluarga.

“Dalam hal ketahanan pangan para petani dan pemangku kebijakan berkomitmen dan sinergis untuk menjamin keberlangsungan ketersediaan pangan, tersedianya sarana prasarana pertanian yang mendukung keberlanjutan pertanian di Lakbok sebagai lumbung pangan Kabupaten Ciamis,” jelasnya.

Kendala Sektor Pertanian di Lakbok Ciamis

Salah satu perwakilan gapoktan Kecamatan Lakbok, Amat Rukmana, menyampaikan kondisi terkini pertanian di Lakbok. Seperti infrastruktur (saluran tersier) dan ketersediaan sarana prasarana pertanian yang belum memadai. Serta ketidakserempakan pengolahan lahan pada awal musim tanam. Hal ini sangat penting sebagai faktor penunjang keberhasilan usahatani.

Hal tersebut ditanggapi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo, SP. M.Si.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Ia menegaskan, dengan adanya pembatasan alokasi pupuk dan keterbatasan anggaran pemerintah untuk pupuk subsidi serta kondisi fisik tanah di Kecamatan Lakbok yang kesuburannya sudah menurun. Dimana hal ini dibuktikan dengan kondisi pH (keasaman tanah) di Lakbok rata-rata pada angka 5 – 5,5 sedangkan pH normal ada pada angka 6-7.

“Maka para petani dianjurkan secara perlahan dapat menggunakan pupuk organik dan melakukan pengapuran ke lahan pertanian yang dimiliki,” pungkas Slamet.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Ciamis, Dr. H. Tatang, M.Pd, juga menanggapi terkait saluran tersier yang ada di wilayah Lakbok memang sangat memprihatinkan dan perlu secepatnya ditangani.

Lebih lanjut beliau akan mengupayakan perbaikan saluran secara bertahap baik yang bersumber dari APBD maupun APBN. Beliau juga berpesan kepada masyarakat tani untuk meningkatkan kebersamaan dan kekompakan dalam usahataninya. (Fahmi/R8/HR Online/Editor Jujang)