Beranda Berita Nasional Pengamat Sebut, Gibran Kemungkinan Tak Akan Pamitan ke PDIP Jika Jadi Cawapres...

Pengamat Sebut, Gibran Kemungkinan Tak Akan Pamitan ke PDIP Jika Jadi Cawapres Prabowo

Pengamat-Sebut-Gibran-Kemungkinan-Tak-Akan-Pamitan-ke-PDIP-Jika-Jadi-Cawapres-Prabowo-1.jpg

harapanrakyat.com,- Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo yang juga merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP), kini tengah berada dalam situasi politik yang menarik perhatian.

Spekulasi kuat mengenai kemungkinan Gibran menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Prabowo Subianto telah mencuat ke permukaan.

Dalam konteks ini, ada pertanyaan yang muncul. Bagaimana sikap Gibran terhadap PDIP jika ia memutuskan untuk mendampingi Prabowo, yang berada di kubu yang berbeda?

Pengamat politik Ujang Komarudin menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan sikap yang mungkin diambil oleh Gibran dalam situasi ini.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pertama, Gibran dapat mengajukan pengunduran diri secara santun sebagai kader PDIP. Atau yang kedua, Ia bisa memilih untuk menunggu dipecat oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Menurut Ujang, kemungkinan yang lebih mungkin adalah Gibran cenderung memilih untuk dipecat di tengah jalan jika menerima pinangan menjadi Cawapres Prabowo.

“Kemungkinan, tidak mengajukan pengunduran diri jika Gibran menerima tawaran menjadi Cawapres Prabowo. Dalam skenario ini, Gibran akan menggunakan alasan bahwa dirinya dipilih untuk menjadi cawapres. Ini akan membuatnya terus berjalan tanpa pamitan kepada PDIP,” ujar Ujang, Rabu (11/10/2023) dikutip dari suara.com.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series di Sirkuit Gery Mang

Baca juga: Gibran Diajak Gabung Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo

Menurut Ujang, skenario dipecat oleh PDIP dapat membawa simpati publik bagi Gibran. Daripada, harus pamit kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dengan alasan, memilih jalan yang berbeda dengan keputusan partai yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden.

Situasi ini menciptakan sebuah drama politik menarik. Sebagai seorang kader, seharusnya Gibran tunduk dan patuh terhadap partai. Namun, dengan alasan dicawapreskan, ia harus mengambil keputusan sebagai seorang Calon Wakil Presiden. Ini memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana kader harus menuruti perintah ketua umum partai. (R8/HR Online/Editor Jujang)