harapanrakyat.com,- Untuk mengantisipasi macan tutul turun dari gunung masuk ke perkampungan penduduk, BKSDA Ciamis terapkan teori rantai makanan dan kekuatan hutan. Yaitu dengan menaburkan kotoran singa.
Penerapan teori tersebut dilakukan BKSDA di hutan Gunung Sawal, Blok Cibaok, Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (19/09/2023).
Petugas BKSDA Margasatwa Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Rendi mengatakan, upaya untuk mengusir macan tutul agar tidak memasuki perkampungan selain dengan membunyikan kentongan. Petugas patroli dan jaga malam juga menerapkan metode berdasarkan rantai makanan dan kekuatan hutan.
Baca Juga: Ini Hasil Pantauan Kamera Trap Pengintai Macan Tutul di Lumbung Ciamis
Rendi menjelaskan, teori rantai makanan dan kekuatan hutan yaitu menaburkan kotoran singa di lokasi yang dianggap sebagai tempat perlintasan macan tutul. Teori ini cukup efektif, aman dan ramah lingkungan.
“Dengan cara menaburkan kotoran singa, kita berharap upaya ini mampu menekan daya jelajah macan tutul turun dari gunung. Sehingga macan tutul bisa kembali ke habitatnya,” terangnya.
Rendi menyebutkan, dari tiga kamera trap yang terpasang di tiga lokasi. Untuk sementara ini belum memperlihatkan adanya tanda-tanda pergerakan macan tutul turun gunung.
Meski begitu, BKSDA akan terus membantu mengusirnya jika ada laporan perihal konflik satwa, ilegal logging, dan perburuan liar. Agar suaka margasatwa Gunung Sawal tetap lestari dan terjaga ekosistemnya.
“Ya, akan selalu kitajaga agar tetap lestari dan bermanfaat secara konservasi bagi kehidupan manusia,” pungkas Rendi. (Dji/R3/HR-Online/Editor: Eva)