harapanrakyat.com,- Kontroversi munculnya sosok Ganjar Pranowo dalam tayangan video adzan Maghrib di sebuah stasiun televisi swasta telah mencuri perhatian banyak pihak. Tak terkecuali, pengamat politik Rocky Gerung, Minggu (18/9/2023), telah menyoroti peristiwa ini.
Menurut Rocky, stasiun televisi swasta tersebut seharusnya tidak memiliki kaitan dengan Perindo, meskipun dimiliki oleh individu yang sama. Dia menegaskan bahwa Perindo tidak boleh memanfaatkan frekuensi publik untuk kepentingan partai politik.
Rocky bahkan menyatakan tindakan yang dilakukan oleh Perindo dapat dianggap sebagai tindakan curang yang mungkin akan dikenai sanksi.
Sementara itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhirnya mengambil langkah untuk menangani kemunculan video Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan di stasiun televisi tersebut.
KPI telah mengirimkan surat pemanggilan kepada stasiun TV tersebut dan saat ini menunggu tanggapan dari pihak stasiun untuk memberikan klarifikasi terkait kejadian ini.
Pemanggilan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi dalam tayangan tersebut. KPI akan melakukan kajian lebih lanjut terhadap peristiwa ini dan menentukan langkah selanjutnya setelah kajian selesai.
Untuk diketahui, Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan berdurasi 2,5 menit di stasiun TV swasta tersebut, dengan 4 scene yang menampilkan Ganjar saat menyambut jamaah, berwudhu, sujud, dan bangkit dari sujud. Dalam tayangan tersebut, Ganjar tampak mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan sarung batik.
Baca juga: Soal Ganjar Pranowo Tampil Dalam Tayangan Adzan RCTI, MUI Bilang Begini
Tanggapan Video Kontroversi Adzan Ganjar dari Ade Armando
Tanggapan juga datang dari Ade Armando, seorang calon legislator Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang mengkritik kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan Maghrib di televisi.
Ade Armando menyatakan bahwa KPI seharusnya memiliki aturan yang melarang penyisipan kampanye politik dalam tayangan azan televisi. Dia mengingatkan bahwa pemilik stasiun televisi swasta yang mendukung Ganjar Pranowo tidak seharusnya memanfaatkan tayangan azan untuk kepentingan politik.
Perdebatan ini juga mencuat di media sosial, dengan banyak orang yang mempertanyakan apakah kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan video adzan, dapat dianggap sebagai politik identitas.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, berpendapat bahwa kemunculan Ganjar dalam tayangan azan tersebut bukanlah politik identitas. Dia melihat tayangan tersebut sebagai upaya positif untuk mengajak masyarakat agar lebih aktif dalam beribadah.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, juga tidak mempermasalahkan kemunculan Ganjar dalam tayangan azan Maghrib di TV. Baginya, yang penting adalah bahwa seorang muslim seperti Ganjar Pranowo menjalankan salat dengan baik. (R8/HR Online/Editor Jujang)
