Beranda Berita Nasional Upaya Pencegahan Stunting, Ini yang Dilakukan Mahasiswa UPI Tasikmalaya

Upaya Pencegahan Stunting, Ini yang Dilakukan Mahasiswa UPI Tasikmalaya

KKN-mahasiswa-UPI-Tasikmalaya.jpg

harapanrakyat.com,- Upaya pencegahan stunting dilakukan mahasiswa UPI Tasikmalaya saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Kampung Citatah I, Desa Sukasenang, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Para mahasiswa tersebut membagikan pamflet mengenai pencegahan stunting dalam kegiatan Posyandu.

“Kegiatan Posyandu di Kampung Citatah 1 diselenggarakan sebagai salah satu bentuk rutinitas bulanan. Kegiatan ini juga bersama-sama dengan adanya program KKN mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia,” kata Reni, salah seorang Kader Posyandu Citatah I, Rabu (6/9/2023).

Sementara itu, Anne Historia, mahasiswi UPI Tasikmalaya yang ikut terjun dalam kegiatan Posyandu tersebut, mengatakan, apa yang mahasiswa lakukan ini sebagai salah satu bentuk pelaksanaan program KKN dengan tema “Si Penting”, yakni Mahasiswa Peduli Stunting.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Para mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tersebut ikut menjalani rangkaian kegiatan Posyandu di Kampung Citatah I.

“Meskipun kita bukan berasal dari jurusan kesehatan, tetapi tidak apa-apa, namanya juga belajar, mendapatkan pengalaman dengan berbaur di Masyarakat,” ujar Anne.

Baca Juga: Mahasiswa IPB University Paparkan Hasil Selama KKN-T Inovasi di Pangandaran

Cara Mahasiswa UPI Tasikmalaya dalam Upaya Pencegahan Stunting

Lanjutnya mengatakan, pamflet dengan judul “Langkah Pencegahan Stunting” dibagikan kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan Posyandu.

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

Hal ini menjadi salah satu upaya mahasiswa dalam menyebarkan pemahaman mengenai stunting.

Pamflet tersebut berisikan informasi mengenai langkah-langkah dalam upaya pencegahan stunting. Mulai dari masa calon pengantin, masa kehamilan yang memerlukan pemenuhan gizi.

Kemudian, siklusnya berlanjut ke masa pemberian asi eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dengan dampingan MPASI sehat.

Selain itu, juga mengenai tumbuh kembang anak yang harus terus dipantau dengan memperhatikan tinggi badan dan berat badan anak. Serta menjaga kebersihan lingkungan.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

“Maka dari itu, mengikuti kegiatan Posyandu sangat penting. Karena dalam kegiatan Posyandu, seorang ibu bisa mendapatkan informasi yang jelas mengenai perkembangan dan pertumbuhan anaknya melalui buku KMS. Buku ini mencatat pertumbuhan berat dan tinggi badan anak,” tutur Anne.

Begitu pula dengan mahasiswa yang ikut terjun ke dalam kegiatan Posyandu di Kampung Citatah 1.

Menurut Anne, mahasiswa KKN dapat mempelajari dan mendapatkan pengalaman mengenai pengukuran tinggi badan dan berat badan anak dengan usia yang rentan terkena stunting. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)