harapanrakyat.com,- Mata Air Caringin yang berada di Dusun Desa Kaler, Desa Gunungcupu, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini ternyata mempunyai cerita yang menarik.
Konon, mata air tersebut pernah digunakan oleh Putri Purbasari atau istri Lutung Kasarung untuk mandi dan menyembuhkan penyakit kulitnya.
Berdasarkan cerita dulu, Lutung Kasarung menyuruh Putri Purbasari untuk mandi di sebuah telaga atau kini masyarakat itu sebagai mata air.
Kemudian sang putri itu menuruti perintah Lutung Kasarung untuk mandi di telaga tersebut.
Setelah selesai mandi, putri Purbasari lalu berkaca di telaga tersebut, dan sang putri bahagia karena kulitnya bersih seperti semula.
Baca juga: Legenda Lutung Kasarung Ternyata Ada di Ciamis, Ini Ceritanya
Keberadaan mata air Caringin yang tidak jauh dari Situs Gunungcupu itu saat ini masih dirawat oleh warga sekitar. Apalagi masih ada orang yang datang ke sana untuk mengambil air tersebut untuk keberkahan.
Mitos Mata Air Caringin
Ketua Padepokan Cupumanik Ciamis Oos Koswara mengatakan, dulunya itu mata air tersebut adalah sebuah telaga. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kini menjadi kolam.
“Akan tetapi warga memisahkan dan membuatkan sebuah bak. Kalau nama Caringin sendiri itu karena dulunya ada pohon Caringin atau beringin, namun sekarang sudah ditebang,” katanya, Kamis (31/8/2023).
Menurutnya, banyak orang dari luar daerah datang ke lokasi mata air tersebut. Mereka mengambil air itu untuk keberkahan, seperti halnya untuk jodoh, kesehatan usaha dan lainnya.
Meski dulu banyak yang datang, namun saat ini sudah berkurang lantaran lokasinya yang sekarang tersembunyi di balik pemukiman warga.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Gunungcupu, Ade Suwanda menambahkan, di lokasi tersebut sering ada yang datang, apalagi kalau mendekati pemilu, bahkan dari luar daerah.
“Katanya sih mereka tahu soal mata air ini dari orang yang mereka tanyakan dan memintanya untuk datang ke sini,” ucapnya.
Sementara itu, orang yang datang biasanya secara mandiri. Pasalnya, saat ini sudah tidak ada lagi kuncen. Sehingga, ketika mengambil airnya tidak ada ritual khusus.
“Warga yang mengambil di mata air caringin ini karena ingin sembuh dari penyakit, dapat jodoh dan juga lainnya. Airnya juga tidak pernah kering, meskipun kemarau. Dan tentunya airnya sangat jernih,” pungkasnya. (Feri/r6/HR-Online/Editor: Muhafid)