Beranda Berita Nasional Tradisi Ngubek di Langkaplancar Pangandaran, Cara Unik Warga Nikmati Musim Kemarau

Tradisi Ngubek di Langkaplancar Pangandaran, Cara Unik Warga Nikmati Musim Kemarau

Tradisi-Ngubek.jpg

harapanrakyat.com,- Warga Dusun Galunggung, Desa/Kecamatan Langkaplancar, memanfaatkan musim kemarau dengan cara yang unik. Mereka melaksanakan tradisi ngubek atau menangkap ikan menggunakan alat ramah lingkungan. 

Dalam memanfaatkan musim kemarau ini, Pemdes Langkaplancar mengajak warga untuk ngubek atau menangkap ikan di sungai Cimade dengan menggunakan alat sair yang ramah lingkungan.

Tradisi Ngubek Warisan Leluhur

Kades Langkaplancar Heri Syarif mengatakan, tradisi warisan leluhur harus dilestarikan karena tidak merusak lingkungan, seperti menggunakan racun atau setrum untuk menangkap ikan. 

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

“Jadi, warga di sini sudah biasa tiap kemarau tiba. Tapi saat ini kita ajak langsung warga supaya ikut ngubek, agar lebih meriah,” jelasnya. 

Baca juga: Debit Air Berkurang Akibat Kemarau, Desa di Pangandaran Ini Bakal Tanam Ribuan Pohon Picung

Heri menambahkan, aktivitas ngubek ini bukan hanya oleh warga dewasa, tapi juga oleh anak-anak. Sehingga bisa menciptakan suasana keceriaan dan kebersamaan yang luar biasa.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Dari hasil tangkapan ikan tersebut, kata Heri, warga langsung mengolahnya di tepi sungai dan menikmati bersama. 

“Paling menarik nih, proses memasaknya dengan cara alami yang unik, yakni memasukkan ikan ke dalam ruas bambu basah dan kemudian membakarnya. Jadi mirip memasak nasi leumeung,” imbuhnya. 

Meskipun sederhana, lanjutnya, masakan hasil tradisi ngubek ini ternyata memiliki cita rasa yang istimewa dan banyak yang menyukainya. 

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sehingga, ngubek bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan mengajarkan nilai gotong royong kepada generasi muda.

“Kontinuitas tradisi ngubek ini menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal masih memiliki tempat di tengah modernitas,” pungkasnya. (Enceng/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)