Beranda Berita Nasional Silang Pendapat Megawati dan Anies Mengenai Salam Merdeka

Silang Pendapat Megawati dan Anies Mengenai Salam Merdeka

Silang-Pendapat-Megawati-dan-Anies-Mengenai-Salam-Merdeka.jpeg

harapanrakyat.com,- Salam merdeka, sebuah frasa yang seharusnya mempersatukan, kini justru memicu perdebatan.

Pertanyaan sederhana namun bermakna, apakah salam ini disertai tangan mengepal atau tangan terbuka, menjadi fokus perbincangan hangat.

Kontroversi ini tak hanya sekadar pandangan berbeda, namun juga berkaitan erat dengan identitas Pancasila.

Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menegaskan bahwa salam pekik merdeka harus ditemani tangan mengepal, bukan tangan terbuka.

Saat acara ‘Sosialisasi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila’, Megawati dengan tegas berpendapat bahwa pekik merdeka memiliki simbolisme yang mendalam terkait Pancasila.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Sebagai Ketua Umum PDIP, Megawati mengungkapkan bahwa tangan mengepal mewakili kesatuan Pancasila. “Maknanya kan lima Pancasila, jadi Pancasila itu dijadikan satu,” papar Megawati, memberikan pemahaman lebih dalam tentang pernyataannya.

Pandangan Berbeda dari Anies Baswedan Soal Salam Merdeka

Namun, pandangan berbeda datang dari Anies Baswedan, bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Dalam Peringatan HUT ke-78 RI, Anies mengajak untuk memekik merdeka dengan tangan terbuka, mengangkat nilai kebangsaan.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series 2024: Kompetisi Sengit Pembalap Muda di Sirkuit Gery Mang

Anies merujuk pada ajaran Soekarno yang menyatakan bahwa salam kebangsaan tidak perlu tangan mengepal. Ia menggambarkan bagaimana Soekarno, pada 31 Agustus 1945, memperlihatkan pekik merdeka dengan tangan terbuka yang menyampaikan pesan kehangatan dan persatuan.

Perdebatan ini membingungkan banyak orang. Namun, melihat sejarahnya, Presiden Soekarno sendiri mengamplifikasi makna salam pekik merdeka. Pada 17 Agustus 1945, usai memproklamasikan kemerdekaan, Soekarno menggaungkan salam ini sebagai simbol perjuangan.

Perintah Bung Karno menjadikan salam “merdeka” sebagai salam nasional pada masa perjuangan. Tanggal 1 September 1945, ditetapkan sebagai momen di mana bendera merah putih berkibar di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tentu saja, pelaksanaan salam ini memiliki protokol. Tangan harus diangkat setinggi bahu, telapak menghadap muka, dan sambil memekikkan “Merdeka!” dengan semangat.

Kontroversi salam merdeka mungkin takkan selesai dalam waktu dekat. Namun, esensinya tetap pada semangat persatuan dan perjuangan yang ditanamkan oleh para pendiri bangsa. Meskipun pandangan berbeda, semangat merdeka tetap menjadi pegangan kita semua, dengan tangan mengepal atau tangan terbuka.