Beranda Berita Nasional Krisis Air Bersih di Garut Meluas, Warga Pelosok Harus Pikul Air dari...

Krisis Air Bersih di Garut Meluas, Warga Pelosok Harus Pikul Air dari Sumur Masjid

Krisis-Air-Bersih-di-Garut.jpg

harapanrakyat.com,- Krisis air bersih akibat kemarau panjang terus meluas di Garut, Jawa Barat. Selain dekat perkotaan, sejumlah pelosok Garut pun sudah mulai kekeringan. Warga sekitar yang terdampak krisis air bersih, harus rela berjalan kaki sambil memikul air, agar kebutuhan air di rumah bisa tercukupi.

Krisis air bersih di Garut, terus meluas hingga pelosok. Di Desa Toblong Kecamatan Peundey, warga dari tiga dusun harus menggunakan sumber air sumur. Hal ini karena air sumur di masing-masing rumah sudah dangkal, bahkan sudah mengering.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Proses untuk mendapatkan air bersih yang dilakukan warga pun tidak mudah, mereka harus antre bahkan harus memikul air yang mereka bawa menggunakan galon bekas air mineral. 

Baca Juga: 10 Pengedar Narkoba di Garut Diringkus Polisi, Pengendali Napi Lapas?

Pihak Pemerintah Desa setempat mengatakana, tiga dusun yang terdampak kekeringan itu adalah Dusun Toblong, Dusun Singawelu, dan Dusun Sukamanah. 

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

Ratusan warga tersebut harus bergantian mendapat air bersih dari sumur masjid, agar warga lain tetap kebagian.

“Ada 3 dusun yang memang terdampak, dusun Toblong, dusun Singawelu dan dusun Sukamanah,” kata Tatang, Sekretaris Desa Toblong, Selasa (15/8/2023).

Warga belum mendapat bantuan distribusi air bersih dari pihak manapun. Hal itu karena akses ke wilayah ini sulit dijangkau menggunakan truk tangki.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

“Belum ada distribusi bantuan air bersih, ya memang akan sulit, karena tak ada jalur irigasi,” tambahnya.

Warga berharap Pemerintah Daerah Garut merencanakan pembuatan embung air atau tempat penyimpanan air besar untuk kepentingan warga saat musim kemarau. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)