Beranda Teknologi Transformasi Digital Perbankan Indonesia dalam Wujudkan Ketahanan Digital

Transformasi Digital Perbankan Indonesia dalam Wujudkan Ketahanan Digital

VIDA-_DTI-CX-2023-2_800x450.jpg

review1st.com – Seiring dengan meningkatnya penetrasi pengguna internet di Indonesia, jumlah serangan siber pun terus meningkat. Pada tahun 2022, Indonesia menduduki posisi ke-3 sebagai negara dengan data breach account terbanyak di dunia.

“Sektor keuangan jadi target serangan siber terbanyak. Dampaknya, kerugian finansial paling besar,” ungkap M. Zulkifli Salim, PhD, Deputi Direktur OJK.

Penjelasan tersebut disampaikan dalam sesi diskusi DTI-CX 2023 di JIEXPO Convention Centre & Theatre.

Pentingnya kebijakan ketahanan digital bagi bank adalah untuk mempersiapkan dan mengatasi gangguan operasional teknologi. Ini dapat mengurangi risiko kerugian nasabah, reputasi, dan keuangan.

BACA JUGA:  Perbandingan Vue.js dan React.js untuk Pengembangan Laravel: Pilihan Framework yang Tepat dan Prospek Karier

Perbankan juga harus fokus pada keamanan data dan identitas digital untuk menghadapi ancaman siber dan penyalahgunaan data. Ini mencerminkan upaya pelaku fintech dalam meningkatkan keamanan siber.

Adrian Anwar, Managing Director VIDA, menekankan pentingnya teknologi keamanan dalam pencegahan penipuan identitas digital. VIDA menggunakan data kependudukan dan AI untuk verifikasi identitas aman.

BACA JUGA:  Hasil Foto Keren dengan Kamera 50MP Galaxy Z Flip6: Inspirasi Konten HUT RI

Dr. Kartina Sury dari Center for Indonesian Policy Studies mengajak semua pelaku industri untuk berkontribusi dalam membangun ketahanan digital perbankan. Inklusi dan literasi keuangan digital menjadi fokus penting.

Industri fintech telah meningkatkan inklusi keuangan, dan Transformasi Digital Indonesia memberi perhatian khusus pada pengembangan SDM tahun 2023-2024.

“Kita bisa sepakati bahwa teknologi berkembang luar biasa, tapi ketika pengembangan sumber daya manusianya tidak siap secara penuh maka sangat ada kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum di bidang transaksi elektronik.

BACA JUGA:  3 Tips Produktif Menggunakan Galaxy Z Fold6 ala Content Creator Apiipp

“Ini karena kelemahan atau kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan digitalisasi,” jelas Baso Saleh M.I.Kom, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo). 

Pada akhirnya, dalam menciptakan sebuah ekosistem ketahanan digital yang kuat dan aman, diperlukan sinergi seluruh pelaku industri, regulator, hingga masyarakat agar kepercayaan di dunia perbankan tetap terjaga.