Beranda Berita Nasional Cerita Gunung Parang Pangandaran, Dua Pengawal Raja Bertarung Demi Sebuah Amanah

Cerita Gunung Parang Pangandaran, Dua Pengawal Raja Bertarung Demi Sebuah Amanah

Cerita-Gunung-Parang.jpg

harapanrakyat.com,- Cerita Gunung Parang yang berada di Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menjadi saksi bisu dua pengawal Raja Galuh Medang Kamulan yang bertarung demi sebuah amanah. 

Raja Galuh Medang Kamulan yang bernama Aji Saka memiliki dua pengawal yang sangat setia, yakni Dora dan Sembada. 

Kedua pengawal tersebut berdasarkan cerita lokal dimakamkan di Gunung Parang

Kades Jayasari Oban Sobandi mengatakan, cerita Gunung Parang menjadi saksi bisu pertempuran dua pengawal Raja Galuh yang tidak asing lagi di masyarakat. 

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Hal itu, lanjutnya, karena adanya bukti makam panjang yang berada di puncak Gunung Parang.

“Dulu Aji Saka memerintahkan Sembada untuk membuka perkampungan yang bernama Cimajeti. Ia menitipkan sebuah pusaka kepada Sembada,” ceritanya, Minggu (23/7/23). 

Saat menyerahkan pusaka tersebut, Ajisaka bertutur bahwa Sembada wajib menjaga pusaka tersebut dan jangan sampai jatuh ketangan orang lain.

Namun, lanjutnya, pada suatu saat Aji Saka ingat akan pusaka tersebut dan meminta Dora untuk mengambilnya dari Sembada.

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

Setelah berhasil menemui Sembada, Dora pun menyampaikan apa yang Ajisaka minta, yaitu mengambil pusaka yang dititipkannya dulu kepada Sembada.

Namun karena Sembada merupakan pengawal yang amanah, ia tidak mau memberikan pusaka tersebut. 

Akhirnya Ia pun tidak akan membiarkan pusaka tersebut pindah ke tangan orang lain.

“Sementara Dora juga berjanji kepada Ajisaka bahwa ia tidak akan pulang dengan tangan kosong. Alhasil Dora memaksa kepada Sembada untuk menyerahkan pusaka tersebut. Maka terjadilah perkelahian,” paparnya.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Pertarungan itu berlangsung alot, karena keduanya memiliki kesaktian. Keduanya sama- sama kuat dan pada akhirnya Dora dan Sembada meninggal secara bersamaan dan dimakamkan di Puncak Gunung Parang.

Kini, lanjutnya, masyarakat menyebutnya makam panjang, karena posisi kedua punggawa  itu dimakamkan memanjang atau posisi kepala dengan kepala saling berlawanan.

“Jadi selain memiliki pemandangan yang menakjubkan, cerita Gunung Parang juga memiliki nilai sejarah,” pungkasnya. (Enceng/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)