Beranda Berita Nasional Kisah Brigade Citarum Tasikmalaya Bikin Ciut Nyali Belanda

Kisah Brigade Citarum Tasikmalaya Bikin Ciut Nyali Belanda

Brigade-Citarum-Tasikmalaya.jpg

Brigade Citarum merupakan barisan revolusioner di Tasikmalaya, Jawa Barat yang mewariskan kisah heroiknya sampai saat ini. Pasalnya satuan militer berbasis laskar ini pernah melakukan berbagai aksi teror yang membuat nyali Belanda ciut lantaran teror bom ranjau.

Belanda memburu Brigade Citarum untuk dimusnahkan secepat mungkin. Bahkan Belanda sempat menugaskan satuan khusus untuk menangkap pelaku yang berafiliasi dengan laskar tersebut.

Namun karena kemampuan bergerilya anggota Brigade Citarum ini hebat, Belanda kesulitan menemukan jejaknya. Tentara Belanda akhirnya menggunakan taktik mengancam penduduk sipil tak bersalah untuk memancing keluar pasukan peneror bom ranjau di sekitar Galunggung.

Baca Juga: Mengenang Proyek Pembangunan Roket di Tasikmalaya 1957

Ancaman ini membuat beberapa anggota laskar tersebut terpancing keluar dari markasnya. Nahas mereka tak pernah pulang karena Belanda menculiknya untuk diinterogasi. Namun karena loyalitas prajurit Brigade Citarum ini kuat, Belanda sulit mencari informasi letak markasnya.

Alhasil, Belanda membunuh beberapa anggota Brigade Citarum yang tertangkap itu dengan cara yang sadis. Mereka dibunuh menggunakan senapan langsung di arah kepalanya, sedang mayatnya dibuang ke aliran sungai Citarum.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Brigade Citarum Tasikmalaya Ancam Hancurkan Basis Belanda dengan Bom Ranjau

Pada tahun 1947 –pasca perjanjian Renville, Brigade Citarum mengancam akan menghancurkan basis pertahanan Belanda di Tasikmalaya dengan menggunakan bom ranjau. Mereka menyampaikan niatnya tersebut melalui selebaran surat misterius.

Brigade Citarum bersumpah akan menghancurkan seluruh markas Belanda di Tasikmalaya secepat mungkin. Dalam surat misteriusnya itu mereka juga menyampaikan agar tentara Belanda segera insyaf pada Tuhan karena sebentar lagi malaikat kematian akan segera menjemputnya.

Barangkali surat misterius itulah yang menekan mental tentara Belanda di Tasikmalaya. Mereka khawatir bila teror itu benar-benar terjadi dan menimpa markasnya. Namun karena mereka seorang tentara, seberat apapun dan semenyeramkan apapun teror itu harus dihadapinya.

Alhasil tentara Belanda tetap berjalan sesuai komando atasan. Dengan kata lain –walaupun sudah ada teror dari Brigade Citarum yang jelas mengancam pasukan Belanda di Tasikmalaya, mereka (tentara Belanda) tidak mengambil keputusan secara sepihak. Komandan lah yang sepenuhnya berhak memutuskan itu.

Baca Juga: Sejarah Meletusnya Gunung Galunggung, Soekapura Ganti Jadi Tasikmalaya

Belanda Menyalahkan TNI, Jenderal Spoor: Tentara Nasional tak Pernah Sepakat Damai

Menurut sejarawan senior Belanda, J. A. de Moor dalam buku berjudul, “Jenderal Spoor: Kejayaan dan Tragedi Panglima Tentara Belanda Terakhir di Indonesia” (2015), Jenderal Spoor (Panglima Militer Belanda) pernah menyalahkan TNI atas teror yang terjadi di Tasikmalaya.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Jenderal Spoor mengatakan, Tentara Nasional Indonesia tidak pernah sepakat untuk berdamai dengan pasukannya. Padahal pasukan Spoor yang saat itu beroperasi di Jawa Barat telah membuka pintu damai untuk mereka.

Konon Spoor ingin berdamai dengan pihak TNI supaya tidak ada lagi korban dari prajuritnya. Perkataan Jenderal Spoor ini membuat pihak TNI optimis akan mengalahkan Belanda sebentar lagi, sebab secara tidak langsung pernyataan Spoor menunjukan kelemahan perang Belanda di medan tropis.

Mereka (tentara Belanda) tidak biasa dengan taktik gerilya, sedangkan prajurit TNI yang diwakili oleh satuan laskar Brigade Citarum sangat menguasai taktik tersebut. Bahkan gerilyawan republik zaman itu terkenal bisa membunuh musuh secepat angin.

Brigade Citarum Punya Ambisi Membumi Hanguskan Belanda di Jawa Barat

Peristiwa yang membuat Jenderal Spoor sepakat untuk berdamai dengan tentara membuat pasukan Brigade Citarum punya ambisi membumi hanguskan Belanda di Jawa Barat.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Tidak hanya di Tasikmalaya, Brigade Citarum ingin memusnahkan tentara Belanda di kota-kota besar Jawa Barat seperti Bandung dan sekitarnya.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Karang Resik, Perlawanan Rakyat Tasikmalaya yang Membuat Belanda Geram

Mereka (Brigade Citarum) bahkan telah menyiapkan strategi pembumihangusan dengan baik. Sebagaimana strategi perangnya dengan cara teror meneror, prajurit Brigade Citarum mengirim beberapa surat ancaman pada markas Belanda beserta dengan granat nanas.

Konon surat itu mengatakan akan membumihanguskan pasukan Belanda beserta Sekutunya di Jawa Barat hanya dengan menggunakan ranjau.

Pasukan Brigade Citarum tidak akan menunjukan eksistensinya, mereka hanya mengatakan akan menunggu derita itu sambil duduk santai di atas perbukitan Lembang.

Pernyataan ini semakin membuat tentara Belanda ketar-ketir, mereka harus memutar otak untuk mencari jalan keluarnya. Namun satu-satunya jalan keluar yang bisa menjamin keamanan mereka tidak lain yakni menemukan markas pasukan Brigade Citarum di daerah Tasikmalaya. Hal itu tidak pernah terjadi sampai akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)