Beranda Berita Subang Petani KJA KBB, Diminta Waspadai Perubahan Iklim

Petani KJA KBB, Diminta Waspadai Perubahan Iklim

5396f642ea95369a2527544ef3ff4cc5.jpg

KBRN, Cimahi : Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), Kabupaten Bandung Barat  telah menginstruksikan kepada pembudidaya ikan kolam jaring apung (KJA) baik di Waduk Saguling dan Cirata,  untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi tiba-tiba. 

Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisasi banyaknya ikan yang mati akibat terjadi umbalan air, sert adanya perubahan suhu air diakibatkan cuaca ekstrem, seperti yang terjadi beberapa hari lalu di perairan Waduk Saguling dan Cirata. 

“Surat imbauan dari bulan Agustus sudah kami sampaikan ke berbagai kelompok paguyuban KJA di Saguling dan juga Cirata, KBB. Supaya mengantisipasi terjadinya umbalan air yang bisa menyebabkan ikan mati,” terang Kasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Dispernakan, KBB, Iip Kusyaman, Jumat (22/10/2021).

BACA JUGA:  Kapolsek Subang Sambut Positif Kunjungan Ketua Bhayangkari Cabang

Iip mengatakan, umbalan air atau yang sering disebut upwelling memang selalu terjadi setiap tahunnya. Terutama pada saat kondisi cuaca ekstrem ketika memasuki musim penghujan. Sehingga sebagian pembudidaya ikan sudah bisa memprediksi kapan akan terjadi dengan memperhatikan kondisi cuaca. 

Meskipun begitu, pihaknya tetap memberikan rekomendasi kepada pembudidaya ikan agar melakukan langkah-langkah antisipasi. Seperti panen penjarangan untuk ikan yang sudah besar, jangan dulu menebar benih, mengurangi intensitas pemberian pakan ketika kualitas air jelek, dan mengurangi kepadatan tebar ikan. 

BACA JUGA:  Seluruh OPD di Subang Bersatu untuk Pengembangan Desa Wisata

“Langkah-langkah itu bisa meminimalisir kerugian kematian ikan yang diakibatkan umbalan air, sehingga kerugian pembudidaya ikan KJA tidak besar,” katanya. 

Selain itu, memberdayakan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) untuk melaporkan ke dinas ketika terjadi sesuatu di kolam. Seperti ketika ada ikan mati, pelanggaran penangkap ikan yang memakai porkas, pukat, dll. Sehingga dinas bisa langsung menindaklanjuti untuk menghindari kerugian pembudidaya ikan yang lebih besar. 

“Kita punya kewajiban untuk menjaga produktivitas hasil ikan di KBB tetap tinggi. Seperti di Dermaga Bongas semalem bisa menghasilkan 10 ton, Dermaga Rancapanggung 5 ton, Dermaga Cihampelas 7 ton, belum termasuk Cirata. Jadi kalau banyak ikan mati produksi turun, dan kami tidak mau itu terjadi,” imbuhnya. 

BACA JUGA:  Tingkatkan Efektivitas Penyusunan Peraturan Daerah: DPRD Subang dan Kejari Jalin Kerja Sama Hukum

Seperti diketahui cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan terus menerus dan minimnya sinar matahari membuat puluhan ton ikan di perairan waduk Saguling dan Cirata, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami mati mendadak. 

Kondisi tersebut terjadi dalam beberapa hari terakhir. Akibat cuaca dingin dan naiknya air bawah yang bercampur dengan sedimentasi endapan pakan ke permukaan, membuat ikan yang dibudidayakan di kolam jaring apung (KJA) mati akibat keracunan dan kehabisan udara segar.