Beranda Berita Nasional Merawat Tradisi Gotong Royong di Cigadung Kota Banjar, Ngala Suluh buat Hajatan

Merawat Tradisi Gotong Royong di Cigadung Kota Banjar, Ngala Suluh buat Hajatan

Tradisi-Ngala-Suluh-di-Cigadung.jpg

harapanrakyat.com,- Tradisi gotong royong masyarakat masih terasa kental di Dusun Cigadung, RW 3, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Salah satu kegiatan gotong royong yang dilakukan warga setempat yaitu Ngala Suluh (mencari kayu bakar) untuk hajatan.

Tradisi Ngala Suluh ini mereka lakukan setiap akan ada acara hajatan, baik sunatan maupun hajatan pernikahan. Kayu bakar tersebut untuk kebutuhan memasak selama hajatan.

Mungkin masyarakat di wilayah Kota Banjar lainnya sudah jarang melakukan tradisi tersebut. Apalagi bagi masyarakat di wilayah perkotaan.

Namun, masyarakat di Dusun Cigadung, RW 3, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, masih menjaga kuat tradisi gotong royong Ngala Suluh atau mencari kayu bakar untuk acara hajatan.

Mengungkap Tradisi Gotong Royong Ngala Suluh di Cigadung Kota Banjar

Tradisi tersebut biasanya dilakukan oleh laki-laki. Mereka mencari potongan kayu ke kebun warga yang ada di kaki gunung wilayah desa setempat.  

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

Baca Juga: Galbarman Farm Banjar Sukses Budidaya Melon Inthanon, Sekali Panen Sampai 1 Ton

Hada, Ketua RW 3, Dusun Cigadung mengatakan, mencari kayu bakar merupakan inisiatif murni dari gotong royong warga ketika ada yang hendak menggelar hajatan di lingkungannya. Tanpa adanya suruhan atau bayaran.

“Ini adalah bentuk membantu tetangga, tanpa meminta bayaran apapun. Warga yang punya hajat cukup memberikan makanan dan rokok sebagai ungkapan terima kasih kepada para relawan agar semangat mereka tetap terjaga,” terang Hada, Minggu (5/7/2023).

Ia juga menjelaskan, tradisi gotong royong seperti Ngala Suluh sudah ada sejak zaman dulu dan kini mulai memudar.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Hanya beberapa daerah saja yang masih menjaga tradisi tersebut. Namun, di Dusun Cigadung, RW 3, masyarakatnya tetap menjaga dan meneruskan tradisi ini.

Alasan Utama Tradisi Ngala Suluh Tetap Terjaga

Salah satu alasan utama mengapa tradisi gotong royong ini masih terjaga, karena mayoritas warga di wilayah tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang kuat. Bahkan sejak zaman kakek buyut mereka.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Tolak Bala di Bandung Barat, Apakah jika Dilewati Bisa Kesurupan?

Hal ini menjadikan rasa kekeluargaan semakin erat terjaga dan saling tolong menolong antar warga menjadi lebih nyata.

“Tradisi Ngala Suluh sudah ada sejak dulu. Sekarang hanya tinggal beberapa RT saja yang masih melakukannya. Sementara yang lainnya sudah tidak lagi,” jelas Hada.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Sementara itu, Ujang Sulaeman, salah seorang warga setempat mengatakan, mencari kayu bakar merupakan bentuk tolong-menolong kepada sesama yang membutuhkan. Dan sudah menjadi kebiasaan di kampungnya.

“Ini hanyalah gotong royong, kalau dalam bahasa orang Cigadung mah istilahnya babantu (membantu). Di kampung saya ini sudah menjadi kebiasaan,” katanya.

Ujang berharap tradisi gotong royong seperti ini bisa terus terjaga agar dapat mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar warga.

Pantauan harapanrakyat.com, tradisi gotong royong Ngala Suluh di Dusun Cigadung, RW 3, Desa Karyamukti, didominasi oleh kalangan laki-laki.

Mereka dengan semangat tinggi bergotong royong mencari kayu bakar untuk hajatan tetangganya. Sedangkan, peran perempuannya lebih banyak terfokus pada urusan dapur dan memasak. (Ala/R3/HR-Online/Editor: Eva)