harapanrakyat.com – Menyoal kasus yang menerpa Ibnu Rusyd Elwahby belakangan ini, hal itu mendapat sorotan anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto.
Sebagai informasi, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) menerima pengaduan dari salah satu alumni, Ibnu Rusyd Elwahby.
Kasus tersebut bermula saat Ibnu Rusyd Elwahby berperkara dengan PT Adaro Indonesia terkait suatu perjanjian penyediaan jasa yang berlangsung pada 2015-2020.
Baca Juga : Iluni UI Pertanyakan Putusan Kasasi Kasus Ibnu Rusyd
Pada keputusan tingkat kasasi, Majelis Hakim Mahkamah Agung RI menyatakan Ibnu bersalah. Majelis hakim mengganjar hukuman kepada Ibnu dengan pidana penjara maksimal 13 tahun atas dakwaan penipuan dan tindak pidana pencucian uang.
“Jadi meminta kepada pihak-pihak terkait untuk tidak macam-macam dengan inovasi anak bangsa. Ini dikhawatirkan terjadi politisi teknologi,” ungkapnya, Kamis (29/6/2023).
Terlebih dengan kondisi saat ini, menjelang tahun Pemilu 2024, maka jangan sampai adanya tindak kriminalisasi terhadap inovasi anak bangsa.
Alumni UI Beberkan Awal Kronologi Kasus Ibnu Rusyd Elwahby
Alumni UI Marwan Batubara menyampaikan, selama pelaksanaan kontrak dengan PT Adaro hingga tahun 2020, PT IST telah memperoleh beberapa penghargaan atas implementasi teknologi pengolahan limbahnya.
Selain itu, Adaro pun memberikan piagam penghargaan kepada PT IST yang menerapkan teknologi Geotube Dewatering (GD). Teknologi ini merupakan teknologi unggul hasil inovasi PT IST.
“IST memang layak menerima berbagai penghargaan tersebut. Mengingat teknologi Geotube Dewatering memang andal dan terbukti dapat menangani limbah tambang batubara Adaro,” ujarnya.
Baca Juga : Kisruh Kasus PT Adaro Indonesia dan PT IST Kian Pelik, IRESS Imbau Dua Pihak Berdamai
Sebelum menggugat IST, Adaro pernah berupaya mengajak IST bekerjasama memanfaatkan teknologi GD. Karena IST menolak, maka kontraknya pun diputus.
Kemudian, kata Marwan, Adaro membeli sebuah perusahaan untuk mengelola limbah tambangnya. Uniknya, lanjut ia, perusahaan baru milik Adaro ini justru menggunakan teknologi GD temuan IST.
“Padahal dalam gugatan terhadap IST, Adaro menjadikan GD sebagai teknologi bermasalah yang menjadi salah satu dasar gugatan. Sehingga muncul kasus yang menimpa Ibnu Rusyd Elwahby ini,” ungkap Marwan. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)