Beranda Berita Subang WJIS 2021, Tawarkan REBANA dan Potensi Jabar Selatan

WJIS 2021, Tawarkan REBANA dan Potensi Jabar Selatan

7b5452f3b5128da2c240c16d1c4a4fd3.jpeg

KBRN, Bandung: Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat Herawanto mengatakan West Java Investment Summit (WJIS) 2021, berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada WJIS tahun ini, bakal diangkat sejumlah proyek invetasi yang siap ditawarkan, termasuk proyek investasi Jawa Barat bagian selatan sebagai destinasi baru investasi.

“Tidak hanya itu, pada WJIS 2021 juga akan dilakukan peresmian Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan, yang memperkuat keyakinan para calon investor mengenai besarnya potensi dan manfaat berinvestasi di Jawa Barat,”ucap Herawanto dalam jumpa pers virtual Senin (18/10/2021).

Ditambahkannya juga WJIS 2021 masih akan menawarkan proyek potensial di kawasan REBANA dan beberapa potensi investasi di sektor pariwisata, kawasan industri, dan UMKM yang merupakan kerja sama dengan Dinas Pariwisata, Himpuan Kawasan Industri (HKI) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

BACA JUGA:  KPU Subang Antisipasi Keterlambatan Distribusi Logistik Pilkada 2024 di Tengah Musim Hujan

Herawanto juga mengatakan, WJIS merupakan hasil kolaborasi dan sinergi seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya melalui DPMPTSP yang telah dilakukan sejak 2019. Mengusung tema Navigating Post – Covid World: Investment Growth for Resilient West Java, the 3rd WJIS 2021 akan diselenggarakan pada 21-22 Oktober 2021.

“Sinergi dan kolaborasi antar stakeholders menjadi kunci penting suksesnya investasi di Jawa Barat yang berperan dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan seperti pada level pra-pandemi,”kata Herawanto.

“Beberapa kegiatan juga telah dilaksanakan dalam rangka Road to WJIS 2021 antara lain Infrastructure Forum pada 14 Agustus 2021, peluncuran Ekosistem Investasi Jawa Barat pada 19 Agustus 2021, dan beberapa hari yang lalu Capacity Building terkait Penyajian Overview Proyek Investasi yang dilaksanakan secara virtual pada 14 Oktober 2021,”jelas dia.

BACA JUGA:  Rakor Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi 2024: Pj. Bupati Subang Fokus pada Tata Kelola RKPD dan APBD 2025

Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara mengatakan,  pada semester I 2021 realisasi investasi Jawa Barat merupakan yang tertinggi secara nasional mencapai Rp.72,50 triliun bersumber dari Penanam Modal Asing (PMA) 61,06 persen dan Penananm Modal Dalam Negeri (PMDN) 38,94 persen.

Adapun mayoritas investasi dikucurkan untuk sektor perumahan dan kawasan industri, industri otomotif, transportasi, serta konstruksi.  Khusus untuk PMA, negara asal investor cukup beragam antara lain berasal dari Korea Selatan, Jepang, China, Belanda, dan Singapura.

“Infrastruktur menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modal di Jawa Barat, antara lain kawasan industri, jalan tol, jalur kereta api, bandara, dan pelabuhan yang terus dikembangkan, serta dukungan kebijakan dan berbagai insentif yang memberikan kemudahan bagi investor,”ucapnya.

BACA JUGA:  Ratusan Personel Siap Amankan 2.652 TPS dalam Pilkada Subang 2024

Berdasarkan ICOR tersebut, menurut Noneng, berinvestasi di Jawa Barat relatif lebih efisien, yakni untuk menambah 1 persen pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, hanya diperlukan peningkatan investasi sekitar 4 persen. Efisiensi investasi ini menyebabkan Jawa Barat menjadi kontributor utama investasi nasional.

Dalam jangka pendek lanjut Noneng, realisasi investasi di tengah pandemi berdampak positif pada penciptaan lapangan pekerjaan baru. Sementara dalam jangka menengah panjang, investasi dapat memberikan multiplier effect yang besar pada kinerja ekspor, perbaikan pendapatan dan daya beli masyarakat pekerja, serta bergeraknya berbagai sektor ekonomi lainnya, baik di hulu maupun hilir.

“Ke depannya, Jawa Barat diharapkan semakin piawai dalam mengidentifikasi potensi investasi yang sejalan dengan concern investor global, seperti digital infrastructure dan proyek investasi yang ramah lingkungan seperti proyek investasi rendah emisi karbon,”pungkas dia.