harapanrakyat.com,- Bagi sebagian orang, khususnya warga Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mungkin belum mengetahui sejarah Suku Jawa pertama di Pangandaran. Konon katanya orang orang Jawa datang ke Pangandaran ketika ada proyek rel kereta api sekitar tahun 1900.
Dede Supratman, salah seorang keturunan Jawa asal Kebumen yang kini tinggal di Pangandaran mengaku keturunan ketiga dari leluhurnya yang tinggal menetap di wilayah Kabupaten Pangandaran.
Ia menjelaskan, orang Jawa Kebumen berbatasan dengan Purworejo punya ciri akhiran katanya semua ‘o’. Sedangkan yang berbatasan dengan Banyumas, Cilacap akhirannya ‘a’. Dede Supratman sendiri berasal dari keturunan Kebumen Purworejo.
Dede pun menceritakan sepenggal sejarah Suku Jawa pertama di Pangandaran, bahwa menurut cerita leluhur, dulu waktu zaman Belanda di Pangandaran ada proyek pembangunan rel kereta api.
“Adanya proyek tersebut menjadi salah satu faktor orang Jawa datang ke Pangandaran untuk bekerja menjadi kuli, yaitu sekitar tahun 1900-an,” ungkap Dede Supratman kepada harapanrakyat.com, Jumat (23/06/2023).
Selain itu, ada juga yang datang ke Pangandaran menjadi pedagang dan nelayan. Mereka biasanya berasal dari daerah pesisir Jawa Cilacap dan lainnya yang bersandar di Pangandaran. Namun mereka belum menetap karena populasinya masih sedikit.
Baca Juga: Tempat Pesugihan di Indonesia Paling Fenomenal, Dipercaya Bikin Cepat Kaya
“Merangkum dari cerita leluhur asal Jawa wilayah Kebumen seperti buyutnya Ibu Susi Pudjiastuti, waktu ibu saya datang ke Pangandaran masih sedikit masyarakatnya,” ujar Dede.
Sejarah Suku Jawa Pertama di Pangandaran dan Penyebarannya
Lanjutnya menuturkan, kala itu di Pangandaran juga terdapat perkebunan PTPN atau Star Trust yang mana pegawainya kebanyakan dari Jawa asal Kebumen.
Dengan adanya proyek pembangunan rel kereta dan proyek lainnya, Suku Jawa pun menyebar di wilayah Kecamatan Pangandaran, Mangunjaya, Padaherang, Kalipucang, dan Sidamulih.
Sedangkan, Suku Jawa yang tersebar di Cimerak, Legok Jawa dan Kertamukti awalnya nelayan dari daerah pesisir.
“Ada juga cerita sejarah Suku Jawa pertama di Pangandaran dari versi kerajaan, yaitu hijrahnya tentara Mataram. Tapi literaturnya minim jadi saya kurang tahu. Cuma memang ada peninggalan petilasan seperti makam Sembah Agung, Gedeng Mataram dan lainnya,” ungkap Dede.
Cerita tersebut berdasarkan pitutur cerita rakyat yang lewat dan berinteraksi dengan masyarakat kala itu.
Baca Juga: Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Bupati Hengky Kurniawan: Mulai Agustus 2023
Kemudian, kuliner asal Suku Jawa yang sampai saat ini ada di Pangandaran seperti pecel, kaprok, sayur lodeh dan jenang. Jenis-jenis makanan tersebut sering tersaji dalam acara hajatan.
“Selain kuliner khas Jawa, ada juga kesenian seperti wayang kulit dan kuda lumping,” kata Dede Supratman.
Paguyuban Sentono Wonoyudo Data Silsilah Orang Jawa di Pangandaran
Sementara itu, Wawan Irawan, Ketua Paguyuban Sentono Wonoyudo (PSW) yang pusatnya di Kebumen, Jawa Tengah, mengatakan, dirinya adalah keturunan Jawa yang saat ini tinggal di Pangandaran.
Ia menjelaskan, perkumpulan tersebut beberapa kali ganti nama. Pernah bernama Rukun Sentono dan terakhir Paguyuban Sentono Wonoyudo (PSW).
“Saat ini paguyuban masih berjalan. Dulu zaman DI TII sebelum pemberontakan Kartosuwiryo sekitar tahun 1948, orang Kebumen banyak yang mengembara mencari daerah yang aman dari gerombolan. Mereka pun mengungsi ke Jawa Barat,” tuturnya.
Baca Juga: Wisata Petik Anggur Impor di Pangandaran, Ada 30 Varian dari Berbagai Negara
Wawan Irawan juga menceritakan, konon orang Suku Jawa yang pertama kali membuka pemukiman di wilayah Pangandaran adalah Mbah Bungkus, yakni sekitar tahun 1850-an.
Jadi, Mbah Bungkus lebih awal dari orang-orang Jawa lainnya yang mengungsi mencari aman dari gerombolan kala itu. Hingga sekarang Suku Jawa sudah banyak menyebar di Kabupaten Pangandaran.
“Suku Jawa di Kabupaten Pangandaran hampir penyebar di jalur Selatan, termasuk Legokjawa. Saat ini PSW pusat di Kebumen sedang melakukan pendataan silsilah orang Jawa Tengah yang banyak di Pangandaran. Mencari data yang akurat dan saat ini belum dibukukan, masih dalam penyusunan harus dilihat silsilahnya,” papar Wawan.
Pendataan Silsilah
Ia menyebutkan, dalam sejarah Suku Jawa pertama di Pangandaran, terakhir sampai Mbah Bungkus tidak ada dokumen yang lengkap turun temurun. Mulai ada pendataan silsilah lagi ketika Wawan masih kecil.
Menurut Wawan, PSW masih belum memiliki data valid. Keberadaan suku Jawa di Kabupaten Pangandaran mayoritas ada di Desa Wonoharjo, Sidomulyo, Purbahayu, Pananjung dan sekitarnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pangandaran, warga yang terdata di Pemerintah Kabupaten Pangandaran berasal dari Sunda, Jawa, Madura, Jawa Timuran, Papua, Minang/Padang, Bugis/Sulawesi, NTB, Batak, dan Tionghoa.
Jika dipersentasekan Suku Sunda mendominasi, yaitu ada 80 persen, Suku Jawa 15 persen, dan dari suku lainnya 5 persen.
Saat ini Bakesbangpol Pangandaran masih melakukan proses penyempurnaan data, sehingga belum bisa tersusun secara detail. (Madlani/R3/HR-Online/Editor: Eva)