Beranda Berita Nasional Kisah Heroik Tentara Pelajar di Ciamis Menghalau Belanda

Kisah Heroik Tentara Pelajar di Ciamis Menghalau Belanda

Tentara-Pelajar-di-Ciamis.jpg

Tentara Pelajar merupakan salah satu nama satuan prajurit republik yang bertugas menghalau tentara Belanda di Ciamis, Jawa Barat. Konon mereka datang dari arah Pangandaran menuju Tasikmalaya.

Tentara Belanda yang berangkat dari Pangandaran menuju Tasikmalaya jalan dengan cara konvoi. Mereka ada yang menggunakan jeep, truk, dan tank baja. Namun karena Tentara Pelajar lebih awal tahu rencana perjalanan tersebut, maka ketika iring-iringan Belanda sampai di Ciamis, seluruh prajurit Tentara Pelajar sudah siap untuk menyerangnya.

Selain diserang menggunakan peluru, para prajurit Tentara Pelajar juga melakukan beberapa sabotase. Misalnya, sabotase pemutusan jembatan supaya iring-iringan Belanda terhenti dan bisa dipukul mundur ke Pangandaran.

Baca Juga: Sejarah Laskar Sabilillah, Satuan Pejuang di Ciamis yang Paling Ditakuti Belanda

Hal ini membuat Belanda panik dan bergerak mundur secara perlahan. Apalagi setelah salah satu prajurit Tentara Pelajar berhasil membajak tank milik Belanda.

Akhirnya tak lama kemudian tentara Belanda mundur ke Pangandaran untuk menyusun rencana penyerangan balik kepada tentara Pelajar di Ciamis.

Tentara Pelajar di Ciamis Dikomandoi oleh Kapten Solihin GP

Menurut tim Dinas Sejarah Angkatan Darat dalam buku berjudul, “Siliwangi dari Masa ke Masa” (1979), Tentara Pelajar yang terbentuk di daerah Ciamis tersebut dikomandoi oleh seorang komandan yang suka mengayomi prajuritnya yakni, Kapten Solihin GP.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Kapten Solihin GP yang juga merupakan mantan Gubernur Jawa Barat ke-8, saat itu menjabat sebagai Komandan Detasemen IV Brigade 17/KRU Wehrkreise yang bertugas memimpin prajurit dari satuan laskar rakyat di daerah Jawa Barat.

Oleh sebab itu ia menjadi komandan utama Tentara Pelajar yang memang anggotanya didominasi oleh laskar rakyat.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Karang Resik, Perlawanan Rakyat Tasikmalaya yang Membuat Belanda Geram

Selain itu Kapten Solihin GP juga bertugas memimpin Tentara Pelajar karena dianggap cocok sebagai guru.

Tapi mengapa orang yang profer di bidang militer malah dicocokan menjadi seorang guru? Jawabannya karena satuan prajurit Tentara Pelajar berasal dari para siswa setingkat SMP dan SMA.

Menurut sejumlah referensi yang ada Tentara Pelajar terbentuk dari golongan siswa SMP dan SMA di beberapa daerah yaitu, Tasikmalaya, Ciamis, dan Panjalu. Anak-anak muda yang berstatus pelajar ini rela menghentikan sekolahnya sementara ikut mengangkat senjata memerangi Belanda bersama tentara republik.

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

Daerah Panjalu jadi Markas Pusat Tentara Pelajar

Kapten Solihin GP mengimbau Tentara Pelajar memiliki markas di daerah Panjalu. Sebab jika mereka menggunakan Panjalu sebagai markasnya, maka besar kemungkinan tak akan terlacak mudah oleh tentara musuh.

Dengan kata lain daerah Panjalu merupakan titik strategis untuk membangun basis militer di daerah Tasik-Ciamis.

Arahan Solihin pun dilakukan oleh para prajurit Tentara Pelajar, melalui memo dari Solihin maka Tentara Pelajar diizinkan membangun markas oleh Komandan Detasemen Wehrkreis 2 Panjalu bernama Kol. Aboeng Koesman.

Kol. Aboeng juga menyambut kedatangan Tentara Pelajar datang ke Panjalu. Bahkan sebelum Tentara Pelajar membangun markas di Panjalu, Kol. Aboeng Koesman sempat memberikan alternatif wilayah jika ternyata tentara musuh mulai mencium keberadaan mereka di daerah Panjalu.

Tentara Pelajar ditawarkan membangun markas cadangan diluar Panjalu –tepatnya perbatasan antara wilayah Ciamis dengan Cirebon. Menurut Kol. Aboeng daerah perbatasan itu cocok dijadikan markas cadangan karena banyak laskar-laskar rakyat yang juga membangun basis pertahanannya di tempat tersebut.

Baca Juga: Agresi Militer Belanda di Pangandaran, Pantai Timur Jadi Pelabuhan Kapal Perang Sekutu

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Tentara Pelajar Membunuh Perwira Sekutu

Tak lama setelah Kol. Aboeng mengimbau Tentara Pelajar punya markas cadangan di perbatasan antara Ciamis-Cirebon, ternyata tentara Belanda mulai mencium tempat persembunyian Tentara Pelajar di Panjalu Ciamis.

Mengikuti saran Kol. Aboeng maka markas Tentara Pelajar pindah ke perbatasan Ciamis-Cirebon sekitar April 1947. Mereka berjalan kaki dari Panjalu menuju tempat yang disarankan Komandannya.

Ketika sampai di tempat yang dituju, satuan laskar rakyat yang menamakan dirinya sebagai Tentara Pelajar ini kemudian dihadapkan dengan beberapa laskar rakyat lain yang mencurigai Tentara Pelajar adalah mata-mata Belanda.

Namun setelah ada orang perwakilan dari Kol. Aboeng, para laskar itu pun mulai menerima Tentara Pelajar dan menempatkan markasnya di tengah-tengah markas laskar lainnya. Konon siapapun Belanda yang berani melintasi markas ini akan hancur tak selamat.

Tampaknya statement tersebut terbukti saat salah seorang perwira tinggi militer Belanda bernama Letkol Boers tewas di jalan perbatasan Ciamis-Cirebon oleh kekuatan laskar rakyat. Karena kejadian ini tentara Belanda menamakan jalur tersebut dengan De Doden Weg –jalan menuju kematian. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)