Beranda Berita Nasional Orang Tua Korban Sodomi Oknum Guru Ngaji Tagih Janji Pemkab Garut

Orang Tua Korban Sodomi Oknum Guru Ngaji Tagih Janji Pemkab Garut

Orang-Tua-Korban-Sodomi-Oknum-Guru-Ngaji-Tagih-Janji-Pemkab-Garut.jpg

harapanrakyat.com,- Belasan orang tua korban sodomi oleh oknum guru ngaji di Garut, Jawa Barat, menagih janji kepada pemerintah daerah untuk membantu rehabilitasi 17 korban predator anak.

Sebab sampai saat ini, janji dari Pemkab Garut untuk membantu rehabilitasi tersebut, belum dirasakan oleh para orang tua yang anaknya menjadi korban predator anak.

Mereka juga mengklaim, bahwa hingga sekarang ini, pengobatan dan pendampingan korban yang Bupati Garut, Rudy Gunawan janjikan belum terpenuhi.

Meski para orang tua korban sodomi mengaku sudah mendapat bantuan permodalan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Baca Juga: Korban Sodomi Tokoh Agama di Garut Bertambah, Kuasa Hukum Tersangka: 22 Anak

Saat ini, seluruh orang tua korban meminta penanganan medis anak-anaknya bisa tuntas. Hal tersebut supaya dikemudian hari, korban tak jadi pelaku predator anak.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Seperti diketahui, bahwa 17 korban predator anak oleh oknum guru ngaji berinisial A tersebut, merupakan warga Desa Sirnasari dan Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Garut. Belasan korban predator itu, merupakan anak usia 7-12 tahun.

Orang tua mengaku, saat ujian sekolah beberapa hari lalu, korban mendapat dispensasi dari sekolah untuk menjalani ujian di rumah.

“Ujian diberi dispensasi mengerjakan di rumah, karena sakit. Sejak kemarin, anak saya dirawat 4 hari di puskesmas,” kata orang tua korban yang identitasnya minta tidak tercantum, Sabtu (17/6/2023).

Ia mengaku bahwa penanganan medis yang Bupati Garut janjikan, sampai saat ini belum ada.

Baca Juga: Duh, 17 Anak TK dan SD di Garut Disodomi Tokoh Agama, Ortu Ngadu ke Desa

Namun orang tua anak korban sodomi ini mengaku baru mendapat bantuan modal dari Kemensos saja.

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

“Penanganan medis rehabilitasi belum dilakukan pihak terkait. Hanya dari Kemensos memberikan permodalan orang tua saja. Seperti orang tua yang kesehariannya menjahit, mereka kasih mesin jahit. Baru seperti itu,” ujarnya.

Orang Tua Korban Sodomi di Garut Akui Anaknya Sering Sakit dan Minder

Lanjutnya menambahkan, bahwa perlu ada penanganan berkelanjutan kepada anak-anak yang jadi korban predator sesama jenis.

Sebab, menurutnya, anak-anak yang menjadi korban sodomi memerlukan rehabilitasi mental, agar tak mengingat kembali perlakuan bejat pelaku.

“Kalau harus sembuh obatnya apa? terus untuk penanganan medis mental apa? Kami kan gak tahu, maklum kami orang biasa. Inginnya kan anak sembuh total,” tukasnya.

Orang tua anaknya yang jadi korban sodomi lainnya mengakui, bahwa dampak kasus predator oknum guru ngaji yang pelaku A lakukan terhadap 17 anak mulai terasa.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Baca Juga: Aliansi Umat Islam Sebut Garut Darurat Sodomi, Janji Bupati Soal Perbup LGBT Tak Ditepati

Bahkan, saat ini korban yang masih duduk di bangku SD hingga SMP, minder berangkat ke sekolah.

“Dampaknya kan malas sekolah, karena malu. Ada perubahan mental. Terus, kalau saudara datang, kaya mau ngamuk, terus ada tamu ke saya juga sering tertutup,” terangnya.

Menurutnya, Mabes Polri memang telah ikut membantu dalam penanganan para korban. Namun rehabilitasi dan pengobatan perlu terus menerus sampai para korban benar-benar sembuh total.

“Saat pendampingan dari dokter Mabes, anak saya masih dirawat di puskesmas. Keluhan orang tua lain juga sama. Anak-anak kami mau sembuh total, tidak mau penyakit itu kambuh di kemudian hari,”  pungkasnya. (Pikpik/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)