harapanrakyat.com,- Perjuangan Emin (45) ibu-ibu yang memiliki keterbatasan fisik di kakinya, berjuang mencari makan untuk sehari-hari dengan mengandalkan kerja membuat anyaman bambu. Meski begitu, hasil yang ia dapat tidak menentu.
Sesekali Emin hanya ingin berjalan kaki dari tempat tinggalnya ke rumah tetangga harus merangkak dan membutuhkan pegangan. Apalagi kaki sebelah kanannya tidak normal sejak lahir.
Deritanya kian amat berat bagi Emin yang merupakan warga Desa Salawu, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya yang tinggal sendirian beberapa pekan lalu rumahnya ambruk pasca bencana pergerakan tanah.
Untungnya, dari kejadian itu banyak yang peduli, dari mulai warga setempat, Kades Salawu dan Kapolsek Salawu. Bahkan, mereka membangunkan sebuah rumah berukuran kecil yang terbuat dari bilik.
Baca juga: Tebing Puluhan Meter di Tasikmalaya Longsor Timpa Rumah Makan
Di tengah serba terbatas, Emin pun makin sumringah saat mendengar rumahnya akan kembali dibangun dengan anggaran Rp 10 juta dari Dana Desa.
“Saya kerja sehari-hari gini aja, bikin carangka dari bambu. Hasilnya tak menentu, kadang Rp 10 ribu sehari, kadang lebih. Alhamdulillah meskipun segitu juga pak,” kata Emin, Kamis (25/5/2023).
Dengan kondisi seperti itu, Emin mengaku tidak patah semangat dan selalu giat bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari-harinya.
“Katanya juga Pak Kades akan membangunkan rumah saya. Tadi juga dapat sembako dari Pak Kapolsek. Ini cukup untuk makan beberapa Minggu ke depan,” ucapnya.
Pemdes dan Masyarakat Bantu Emin
Sementara itu, Kades Salawu Tatang Somantri membenarkan kondisi Emin yang memiliki keterbatasan fisik serta rumahnya terdampak pergerakan tanah dan ambruk.
Adapun untuk rumah sementara Emin, kata Tatang, merupakan hasil gotong royong masyarakat yang berdiri di atas tanah desa.
Ia pun mengungkapkan jika bantuan pemerintah sudah ada, mulai dari beras, mie instan, telur dan lainnya.
“Kalau perbaikan rumah belum ada. Karena itu, kami berinisiatif dengan BPD, Sekdes dan tokoh masyarakat menyisihkan dari Dana Desa Tahun 2023 sebesar Rp 10 juta untuk membangun rumahnya,” terangnya.
Bantuan sebesar Rp 10 juta tersebut, lanjutnya, bukan berupa uang, melainkan berupa bahan-bahan bangunan.
Lantaran anggaran yang ada hanya Rp 10 juta, Tatang menyebut jumlah tersebut masih kurang. Sehingga pihaknya sengaja meminta bantuan bantuan swadaya dari masyarakat.
“Untuk ukuran rumah 4X6 dengan uang segitu kurang. Makanya kita libatkan masyarakat. Termasuk juga kita minta bantuan ke Polsek berupa sembako untuk kebutuhan Bu Emin sampai beberapa minggu ke depan. Semoga saja Pak Kapolres juga bisa datang ke sini,” pungkasnya. (Apip/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)