Beranda Berita Nasional Pergeseran Tanah di Saguling Ciamis, Akhirnya Rumah Ojo Ambruk

Pergeseran Tanah di Saguling Ciamis, Akhirnya Rumah Ojo Ambruk

IMG_20230508_213323_xjiH77xv88_82pB66IZ5b.jpeg

harapanrakyat.com,- Rumah Milik Ojo warga Dusun Kelewih, Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis ambruk pada Minggu (7/5/2023) akibat pergeseran tanah yang masih terus terjadi.

Sebelumnya, rumah milik Ojo hanya mengalami rusak dan retak-retak pada tembok akibat pergeseran tanah yang terjadi pada hari Jumat (5/5/2023) lalu. Namun kini rumah Ojo ambruk karena pergeseran terus meluas.

Tidak hanya rumah milik Ojo yang ambruk, ada 4 rumah lagi yang mengalami kerusakan dan 7 rumah terancam pergeseran tanah tersebut. Warga pemilik rumah pun saat ini mengungsi untuk sementara waktu.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series 2024: Kompetisi Sengit Pembalap Muda di Sirkuit Gery Mang

Pantauan harapanrakyat.com, di lokasi kejadian sudah ada tenda pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Sosial Ciamis. Ada juga warga juga mengungsi di posko bencana yang tidak jauh dari lokasi pergeseran tanah.

Sakri, Kepala Dusun Kelewih mengatakan, saat ini pergeseran tanah semakin meluas. Bahkan rumah milik Ojo saat ini sudah ambruk dan nyaris rata dengan tanah.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Baca Juga: Sebelum Terjadi Pergerakan Tanah, Warga Kelewih Ciamis Lihat Kawanan Monyet

“Ambruknya kemarin hari Minggu (7/5/2023), beruntung tidak ada korban jiwa karena saat kejadian sedang tidak ada warga,” katanya, Senin (8/5/2023).

Sakri menjelaskan, warga yang terdampak bencana pergeseran tanah sebanyak 33 jiwa dari 11 KK.

Menurutnya, bantuan saat ini sudah ada baik dari Pemerintah Kabupaten Ciamis dan juga instansi lainnya. Pihaknya juga sudah membuat posko bencana yang tidak jauh dari lokasi pergeseran.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Kemarin juga listriknya mati sampai pukul 22.00 WIB, tidak tahu kenapa tiba-tiba mati saja,” tuturnya.

Sakri menambahkan, lokasi ini memang sudah tidak cocok lagi untuk dihuni oleh masyarakat. Saat ini juga pergeseran tanah masih aktif.

“Pergeseran tanah masih aktif, kita khawatir akan semakin meluas. Harusnya kita relokasi ke tempat yang lebih aman lagi,” pungkasnya. (Ferry/R9/HR-Online/Editor-Dadang)