Beranda Berita Nasional TPT Ambrol, 6 Ruang Kelas Ponpes Tasikmalaya Terancam Ambruk

TPT Ambrol, 6 Ruang Kelas Ponpes Tasikmalaya Terancam Ambruk

IMG_20230506_220751_64VmaOXo0W_sf1fbln58c.jpeg

harapanrakyat.com,- Tembok Penahanan Tanah (TPT) Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Tahfidz Hatamulquran Tasikmalaya ambrol. Akibatnya enam ruang kelas di Ponpes yang berada di Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya terancam ambruk.

Peristiwa itu terjadi saat hujan deras mengguyur sebagian wilayah Tasikmalaya, pada Jumat (5/5/2023). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Selain mengancam bangunan, material TPT ambrol tersebut juga menutup saluran irigasi. Sehingga air tersumbat dan meluap ke kolam ikan serta sawah milik pesantren.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

“Banyaknya material longsor, membuat kesulitan untuk membersihkannya. Sehingga harus gunakan alat berat untuk normalisasi irigasi agar air bisa kembali normal,” kata Cecep Ihwan Ridwan, Ketua Yayasan Ppat Ponpes Hamalatulquran Tasikmalaya, Sabtu (6/5/2023).

Menurut pihak Pesantren, musibah yang terjadi di pondok pesantren disebabkan curah hujan yang cukup tinggi. Kemudian pada hari Rabu sore, saluran irigasi meluap sehingga air tersebut memasuki kolam dan sawah milik Ponpes dan warga.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

“Yang terdampak dari longsor tersebut, tempat jemuran santri, laundry santri, kolam, sawah, gazebo rumah pengasuh dan enam kelas yang terancam ambruk,” ujarnya.

Baca Juga: Tebing Longsor di Tasikmalaya Timpa Rumah Warga, 3 Terancam

Sedangkan, untuk kegiatan belajar mengajar sementara waktu dipindahkan. Sementara hanya akan mengunakan dua kelas Ponpes terlebih dahulu, sambil menunggu normalisasi saluran irigasi yang tertimbun material TPT ambrol.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

“Saat ini pihak Muspika Kecamatan Manonjaya menurunkan alat berat untuk menormalisasi aliran irigasi. Juga membersihkan sisa-sisa material yang masih menutup irigasi, agar aliran air kembali normal,” pungkasnya. (Apip/R9/HR-Online/Editor-Dadang)