harapanrakyat.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini mewaspadai penyebaran virus polio yang mulai muncul di Kabupaten Purwakarta.
Dinkes Jabar menekankan, 27 daerah kabupaten/kota segera mengirimkan sampel AFP (Accute Flaccid Paralysis). Hal itu untuk mendeteksi kemunculan penyakit lumpuh layu akut yang mengancam anak-anak balita tersebut.
Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati mengatakan, pada 2022 lalu Kabupaten Purwakarta tidak mencapai target pengiriman sampel AFP.
Baca Juga : Bocah Perempuan di Purwakarta Terinfeksi Virus Polio
“Purwakarta termasuk yang tidak mencapai target pengiriman sampel, tapi menggiatkan penemuan AFP di lapangan,” ujar Dewi Ambarwati, di Kota Bandung, Sabtu (25/3/2023).
Dari sampel AFP pada 14 Maret 2023, Pemkab Purwakarta mendapatkan laporan dengan hasil temuan positif akan kemunculan virus polio tipe 2 VDVP.
Sampel AFP tersebut dari seorang anak perempuan berusia 4 tahun 5 bulan warga Kampung Cadas Bodas, Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis.
Balita ini, kata Dewi, sempat mendapat penanganan di Puskesmas Cimaragas dengan keluhan demam. Pasien memiliki riwayat gangguan tumbuh kembang sejak usia 2 tahun dengan gejala fisik tidak dapat berjalan dan berbicara.
Daerah di Jabar Penuhi Target Pengiriman Uji Sampel AFP Virus Polio
Dewi menjelaskan, pada 2022 ada 19 daerah di Jawa Barat yang telah memenuhi target pengiriman sampel AFP. Daerah tersebut yaitu Kabupaten Cirebon, Indramayu, Subang, Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Bekasi, Bandung Barat.
Kemudian Kabupaten Pangandaran, Majalengka, Sumedang, Ciamis, dan Kabupaten Karawang.
Selanjutnya Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Bandung. Dari semua sampel AFP ini, tidak satu pun yang menunjukkan gejala penyebaran virus polio.
“Dari semua sampel tinja yang dikirim tahun 2022 tidak ada yang positif baik virus polio tipe 1,2, maupun 3,” ungkap Dewi.
Baca Juga : Cara Penularan Penyakit Polio dan Langkah Pencegahannya
Pemprov Jabar, lanjut Dewi, tidak mau kecolongan virus polio menyebar karena lemahnya deteksi. Dengan begitu, Dewi menegaskan agar kabupaten/kota segera memenuhi target pengiriman sampel AFP pada 2023.
Ia meminta seluruh kabupaten/kota agar lebih giat mencari kasus virus polio di masyarakat dan mengirimkan sampelnya ke provinsi. Target pengiriman AFP nasional tahun 2022 angkanya harus lebih dari 2 sampel per 100 ribu penduduk.
Tahun 2023, targetnya meningkat menjadi 3 sampel per 100 ribu penduduk. Penambahan target pengiriman AFP tidak terlepas dari KLB virus polio di Aceh. (Atep Kurniawan/R13/HR Online/Editor-Ecep)