harapanrakyat.com,- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Jabar, Slamet Budi Wibowo, menghadiri acara Ngaji Tani yang diselenggarakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Flamboyan Desa Lumbungsari, Kecamatan Lumbung.
Ngaji Tani dalam rangka syukuran dan Tarhib Ramadhan 1444 H, bersama ulama dan Pemerintah menuju ketahanan pangan masyarakat.
Hadir bersama Kadistan KP Ciamis, yaitu Direktur Madrasah Siyasah Pondok Pesantren Miftahul Huda Pusat H. Arief Maoshul Affandi dan Pimpinan Pondok Pesantren Agrikultur Banyulana Baregbeg Ciamis, KH. Darief Khaidarif’an.
Dalam acara yang diikuti unsur Kantor Camat Lumbung, Kepala Desa Lumbungsari, MUI Desa Lumbungsari, warga Desa Lumbungsari, alumni Ponpes Banyulana Ciamis, Pengurus dan anggota KWT Flamboyan Desa Lumbungsari, dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Lugina Teuweul.
Kadistan KP Ciamis Slamet Budi Wibowo menyampaikan, terkait Permentan Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pupuk Bersubsidi, bahwa jenis pupuk yang disubsidi hanya 2 jenis saja yaitu NPK dan Urea, dan komoditinya hanya 9 jenis.
“Salah satu upaya mengatasi keterbatasan pupuk khususnya pupuk bersubsidi, maka petani harus sudah beralih ke pupuk organik,” ujar Slamet.
Lanjut Slamet, ketahanan pangan di tingkat kabupaten, Provinsi dan Nasional diawali dengan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Pangan yang dikonsumsi keluarga harus memenuhi beragam, bergizi, sehat, aman dan halalan thoyiban, supaya bermanfaat dan barokah. KWT diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan B2SAHT di keluarga masing-masing.
Fenomena bahwa minat generasi muda milenial terhadap usaha tani yang terus berkurang, disikapi dengan pengembangan agribisnis yang menguntungkan yang selalu didorong oleh Distan KP.
“Sehingga bisa memotivasi kaum muda untuk menjadi generasi penerus di bidang pertanian.
“Petani dalam berusahatani wajib didasari syariat-syariat agama Islam,” katanya.
Pesan Pimpinan Ponpes di Ciamis Saat Acara Ngaji Tani
Dalam kesempatan yang sama, H. Arief Maoshul Affandi menyampaikan bantuan dari pemerintah melalui program Pemanfaatan Pekarangan Lestari (P2L), diharapkan bisa dimanfaatkan untuk KWT penerima bantuan dan masyarakat lainnya.
“Program ini diharapkan untuk bisa berkembang secara mandiri, dan diperluas ke KWT-KWT yang lain”, tandasnya.
Sementara itu, K.H. Darief berpesan, SDM pertanian dari kaum muda (milenial), harus terbangun, bergerak.
“Di Ponpes Banyulana saya terus merintis santri-santri untuk bisa, paham, dan melaksanakan usaha tani berdasarkan syariat Islam; dari mulai persemaian, tanam, panen, dan pasca panen,” ungkapnya.
“Jangan lupa zakat, infaq, shodaqoh dari hasil pertanian,” pesannya.
Lanjutnya, pangan yang dikonsumsi manusia harus yang sehat menurut ilmu kesehatan dan halalan thayyiban menurut agama Islam.
Melalui acara ini ngaji tani ini, diharapkan lebih masyarakat yang mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan di kehidupan dan berusaha tani yang berdasarkan syariat agama Islam. (Fahmi/R8/HR Online)