harapanrakyat.com – Bandung School of Democracy (BSOD) mengajak anak muda Kota Bandung, Jawa Barat, untuk melek politik. Selain itu, BSOD juga mengajak anak muda ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi yang akan datang.
“Jadi kita menyebarluaskan gagasan demokrasi dan momentumnya berdekatan dengan Pemilu. Ini menjadi pendidikan bagi anak muda di Kota Bandung untuk penguatan demokrasi di Indonesia,” ungkap Founder BSOD, Fahmy Iss Wahyudy di Kota Bandung, Jumat (10/3/2023).
Saat ini, pihaknya menggelar BSOD Batch 3 berbentuk kelas yang diadakan tiap minggu selama satu bulan dengan pemateri yang kompeten di bidangnya, terutama politik.
Baca Juga : Demokrat Jawa Barat Siapkan Cara Menangkal Hoaks Politik
“Kegiatan ini tidak memungut biaya, karena kami adalah lembaga nirlaba atau tidak berorientasi profit,” ujarnya.
Fahmy menjelaskan, tujuan utama kegiatan tersebut, agar anak muda Kota Bandung melek politik dan memperoleh pemahaman demokrasi yang lebih baik. Kemudian memahami terkait aktivis di era digital sekarang ini.
“Pada era digital ini kita dihujani jutaan informasi dan kita sulit mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak. Jadi goals-nya adalah anak muda semakin melek politik dan memahami demokrasi dan bisa menjadi penangkal hoaks di tengah derasnya informasi saat ini,” ungkapnya.
Tumbuhkan Generasi Melek Politik
Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Unpad Bandung, Muradi mengharapkan, melalui BSOD Batch 3 ini dapat meningkatkan pemahaman generasi muda akan demokrasi dan politik.
“Karena anak muda ini ada tiga layer, yakni yang abai demokrasi, ada yang memiliki ketertarikan tertentu dan yang fokus. Yang kedua ini yang menjadi sasaran atau orang yang belum terlalu memahami konteks demokrasi dan politik secara holistik,” ucapnya.
Baca Juga : Proses Coklit Pemilu di Kota Bandung Sudah Mencapai 78 Persen
Lebih jauh, Muradi mengusulkan agar BSOD menggunakan metode menarik memberikan materi mengenai demokrasi dan politik.
Hal itu agar anak muda lebih mudah menerima dan memahaminya. Dengan demikian, generasi muda pun akan lebih melek politik.
“Dalam hal ini, kita harus memberikan metode yang agak berbeda, tidak bisa hanya sekedar diskusi atau teori. Kalau memungkinkan mengundang praktisi atau orang yang secara politik kuat. Agar anak muda dapat memahami langsung apa itu demokrasi dan politik sesungguhnya,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)