Shinta Ratri penggerak pesantren waria Al Fattah Yogyakarta wafat pada Rabu (1/2/2023) pagi. Shinta dimakamkan di wilayah Kotagede Yogyakarta pada pukul 14.00 WIB.
Ia meninggal di RSUP dr Sardjito Yogyakarta pada pukul 06.00 WIB karena menderita serangan jantung.
Menurut Manager Yayasan Keluarga Besar Waria Yogyakarta (Kebaya) Rully Malay, empat hari yang lalu Shinta sempat mengeluh sakit karena asam lambung.
“Kemudian mendapat penanganan tim medis di Rumah Sakit Hidayatullah,” kata Rully, Rabu (1/2/2023).
Profil Shinta Ratri Penggerak Pesantren Waria Yogyakarta
Shinta Ratri terkenal sebagai sosok pembela transpuan. Ia lahir di Jogja dengan nama Tri Santoso Nugroho.
Sejak kecil hidup di bawah asuhan keluarga yang berlatar belakang pedagang kerajinan, membuat jiwa wirausaha tumbuh dalam diri Shinta semenjak SMA.
Tak sampai di situ, setelah lulus menyandang gelar sarjana biologi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Shinta memilih menjadi pengusaha kerajinan perak sebagai jalan hidupnya.
Menurut Rully, sebelum wafat Ia sempat memiliki ide mendirikan koperasi. Hal tersebut sebagai upaya pemberdayaan para kaum waria.
“Tujuannya agar para kaum waria memiliki daya tawar saat hidup di tengah masyarakat,” jelasnya.
Shinta Ratri Membela Kaum Waria
Semasa hidupnya, Shinta sangat aktif melindungi dan membela kaum minoritas, terkhusus para kaum waria dan mendapat kepercayaan menjadi ketua Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO).
Tak hanya itu, Shinta mengabdikan dirinya sebagai pimpinan pondok pesantren waria Al Fatah Yogyakarta setelah lembaga tersebut vakum karena pendirinya meninggal dunia.
Baca Juga : Bahas Perkembangan dan Kemajuan Club, BMWCCI Gelar Munas di Yogyakarta
Rully mengungkapkan, selama memimpin pesantren waria, Shinta banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak. Keberadaan waria di lingkungan masyarakat masih menjadi hal yang tabu.
“Saat hendak beribadah di masjid, para waria kerap merasakan tidak nyaman dan mendapat stigma negatif serta penolakan,” ungkapnya.
Sehingga, dengan alasan itu membuat Shinta mengalihkan pesantren setelah vakum ke rumahnya.
Penghargaan Pejuang HAM
Meskipun Shinta mendapat kecaman dari berbagai pihak, keikhlasannya membela kaum waria berbuah manis.
Shinta mendapatkan penghargaan sebagai pejuang HAM dari Front Line Defender, organisasi HAM Irlandia pada tahun 2019.
Setiap tahunnya, pemerintah Irlandia selalu memberikan penghargaan kepada orang-orang yang memiliki kiprah sebagai pejuang HAM di lima benua, Shinta mewakili wilayah Asia Pasifik atas penghargaan tersebut.
Shinta Ratri pejuang HAM itu telah tiada. Meninggalnya Shinta menyisakan duka mendalam bagi elemen masyarakat khususnya mereka para kaum waria.
Itulah sekilas kisah hidup Shinta Ratri penggerak pesantren waria Yogyakarta sebelum akhirnya Ia meninggal dunia. (Aji/R12/HR-Online/Editor-Rizki)