Beranda Berita Nasional Pelet Mahal, Kelompok Perikanan di Kota Banjar Latihan Buat Pakan dari Bahan...

Pelet Mahal, Kelompok Perikanan di Kota Banjar Latihan Buat Pakan dari Bahan Lokal

Kelompok-Ketahanan-Perikanan-di-Kota-Banjar.jpg

harapanrakyat.com,- Sejumlah pembudidaya ikan sistem bioflok dari kelompok ketahanan perikanan pesantren se-Priangan Timur dilatih membuat pakan ikan buatan (pelet) menggunakan bahan lokal di Kelompok Perikanan Mina Tirtasari, Dusun Citangkolo, Desa Kujangsari, Kota Banjar, Jawa Barat, Selasa (31/1/2023).

Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan wilayah Banjar, Agus Sugiono, mengatakan,  pembuatan pakan ikan pelet menggunakan bahan lokal untuk mengurangi biaya operasional dan perawatan karena harga pakan pelet setiap bulan naik.

Harga pelet sampai Rp 14 ribu per kilogram, sementara harga jual ikan masih standar. Karena itu, kelompok pembudidaya perikanan terutama pemula perlu diberikan pelatihan dengan membuat pakan ikan alternatif berbahan lokal. 

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan ikan lokal tersebut, di antaranya tepung ikan, dedak halus, minyak ikan, vitamin dan tepung tapioka.

“Pakan ikan buatan ini solusi untuk menekan biaya produksi. Saya kalkulasi untuk pelet buatan ini selisihnya cukup banyak dengan harga pakan pabrik,” kata Agus kepada harapanrakyat.com saat pelatihan.

Upaya Kelompok Perikanan di Kota Banjar Tekan Biaya Produksi

Lanjutnya menjelaskan, pembuatan pelet tersebut bertujuan mengurangi biaya produksi. Menurutnya, perbandingan antara pakan buatan dan pakan pabrikan selisihnya cukup besar bisa mencapai Rp 6000 per kilogram.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Baca Juga: Harga Beras di Kota Banjar Melebihi HET, DKUKMP Ungkap Penyebabnya

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong kelompok perikanan untuk memanfaatkan pakan lokal buatan. Hal ini sebagai solusi menekan biaya pakan dan meningkatkan hasil produksi perikanan.

“Lumayan, selisihnya Rp 6000 per kilogram dari harga pabrik dan itu cukup membantu. Makanya, kami membuat solusi melakukan praktik tersebut untuk meningkatkan hasil produksi perikanan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

“Kebetulan untuk forum ketahanan pangan yang ada di sini, di Banjar juga sudah membuat produksi pakan ikan sendiri,” katanya menambahkan.

Agus menambahkan, selain membuat pakan ikan lokal, kelompok pembudidaya ikan juga berlatih mengaplikasikan media sistem bioflok seperti mengatur kadar air dan pengisian ikan sistem bioflok.

“Jadi, ada 3 jenis pelatihan, pertama mempraktikkan penggunaan media bioflok. Lalu pemberian pakan dan penghitungan ikan sesuai dengan ukuran dan kapasitas media bioflok,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)