harapanrakyat.com,- PT Albasi Priangan Lestari (APL) Kota Banjar, Jawa Barat, akhirnya mempekerjakan kembali 23 karyawan tetap yang sebelumnya terkena dampak kebijakan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Keputusan tersebut setelah sejumlah karyawan korban PHK kembali menuntut kejelasan terhadap pihak perusahaan pada Jumat (06/01/2023).
Setelah korlap aksi yang juga Ketua PUK SPSI PT Albasi Priangan Lestari, Ahmad Jaelani, melakukan tiga kali aksi, pada hari Jumat ini menghasilkan kesepakatan. Pihak perusahan mencabut keputusan PHK terhadap 23 orang karyawan tetapnya.
Sebanyak 23 karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja itu bisa kembali bekerja sebagaimana mestinya mulai pekan depan.
“Tadi sudah ada kesepakatan dari komisaris perusahaan dan jajarannya, bahwa PHK tersebut dicabut. Mereka yang terkena PHK bisa bekerja lagi,” kata Jaelani kepada harapanrakyat.com, Jumat (06/01/2023).
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada pihak PT Albasi Priangan Lestari karena telah menerima kembali sebanyak 23 karyawan, yang sebelumnya terdampak PHK.
Baca Juga: Soal Karyawan Korban PHK PT APL, Begini Kata Disnaker Kota Banjar
Jaelani mengaku sudah menerima keputusan tersebut. Ia juga mengajak 56 karyawan yang sebelumnya diliburkan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan etos kerja, dan memajukan perusahaan.
“Tadi semua sudah sepakat. Saya juga menyampaikan kepada teman-teman yang lain untuk meningkatkan semangat kerjanya, agar perusahaan bisa lebih produktif,” kata Jaelani.
Keputusan Direksi dan Komisaris PT Albasi Priangan Lestari
Sementara itu, Direktur Umum PT APL Wahyu Widayat mengatakan, keputusan mempekerjakan kembali 23 karyawan tersebut setelah pihak perusahaan melakukan rapat bersama jajaran direksi dan komisaris perusahaan.
Hal itu karena pihak perusahaan masih memiliki pertimbangan lain sebagai solusi, dan ada prioritas perusahaan yang lebih besar. Yakni untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Baca Juga: PT APL Kota Banjar Beri Penjelasan Soal 23 Karyawan Terkena PHK
Pihak perusahaan juga meminta komitmen terhadap 23 karyawan tersebut untuk meningkatkan etos kerja dan loyalitas terhadap perubahan, serta menjaga kondusifitas.
“Kemarin kita ke Tasikmalaya untuk merundingkan permasalahan tersebut. Kita ambil solusi baiknya, karena ada prioritas perusahaan yang lebih besar. Hari Senin depan mereka sudah mulai kembali bekerja,” katanya.
Sedangkan, terkait dampak resesi global terhadap kondisi perusahaan yang bergerak pada sektor industri kayu, menurut Wahyu, situasi tersebut cukup berpengaruh terhadap omzet perusahaan.
Terlebih selama ini pangsa pasar penjualan produk perusahaan adalah negara-negara Eropa dan Amerika.
“Pengaruhnya sekitar 50 persen terhadap omzet perusahaan. Kami harap situasi bisa kembali pulih dan perusahaan bisa lebih maju lagi,” pungkas Wahyu. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor-Eva)