Beranda Berita Nasional Terungkap, Ini Sumber Air Siraman Kaesang dan Erina

Terungkap, Ini Sumber Air Siraman Kaesang dan Erina

Erina-Kaesang.jpg

Sumber air siraman Kaesang dan Erina menarik untuk diketahui. Prosesi adat tersebut dilakukan sebelum acara pernikahan mereka. Air siraman untuk anak bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yakni Kaesang Pangarep, dan calon istrinya, Erina Gudono, berasal dari tujuh sumber. Salah satunya ada air Zam-zam.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh perias pengantin Erina Gudono, yakni Mamuk Rahmadona di Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (08/12/2022).

7 Sumber Air Siraman Kaesang dan Erina

Merangkum dari berbagai sumber, tujuh sumber air siraman Kaesang dan Erina itu berasal dari Masjid Panepen Kraton Yogyakarta. Kemudian, dari Dalem Puro Paku Alam, dari Mangkunegaran.

BACA JUGA:  DAHANA Serahkan Bantuan Bibit Tanaman ke Bandung Barat

Air dari rumah orang tua calon mempelai putra dan rumah orang tua calon mempelai putri, dari Masjid Surakarta, dan air zamzam dari Tanah Suci Makkah Al Mukarramah.

Prosesi adat siraman Kaesang Pangarep berlangsung Jumat 9 Desember 2022 pagi, di rumah Jokowi di Solo. Sedangkan, Erina Gudono menjalani prosesi siraman di rumah orang tuanya, Dusun Purwosari, RT 03, RW 59, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

BACA JUGA:  Viral: Permintaan Maaf Andi Gondrong Kepada Dedi Mulyadi

Baca Juga: Prewedding Kaesang dan Erina, Kenakan Baju Adat Indonesia Curi Perhatian Publik

Sebelumnya, Kaesang dan Erina Gudono juga menjalani tradisi cethik geni dan tradisi adang sepisan.

Makna Tradisi Cethik Geni dan Adang Sepisan

Tradisi Cethik Geni ini dilakukan oleh pihak ibu dari Erina Gudono yang bernama Sofiatun Gudono. Lantas, apa arti tradisi tersebut?

Dalam bahasa Jawa, Cethik Geni memiliki arti menyalakan api. Hal itu selaras dengan apa yang calon besan Kaesang lakukan, yakni menyalakan api pada sebuah tungku.

BACA JUGA:  Tragedi Pantai Drini: Wisata Berujung Duka, Fakta Mengejutkan di Baliknya

Sedangkan, tradisi Adang Sepisan berasal dari kata Adhang yang berarti memasak nasi, dan sepisan yang berarti pertama. Jadi, makna dari tradisi ini yaitu untuk menyimbolkan pertama kali masak nasi untuk acara hajatan.

Kedua tradisi tersebut berlangsung secara berurutan, sehingga menjadi satu prosesi. Inti utamanya terletak pada tindakan memasak nasi. (Revi/R3/HR-Online/Editor-Eva)