Beranda Berita Nasional Subsidi BLT Pekerja Terdampak Resesi di Jabar, RK: Anggarannya Sudah Dialokasikan

Subsidi BLT Pekerja Terdampak Resesi di Jabar, RK: Anggarannya Sudah Dialokasikan

Subsidi-BLT-Pekerja-Terdampak-Resesi.jpeg

Subsidi BLT pekerja akan digelontorkan Pemda Provinsi Jawa Barat kepada para pekerja yang terkena PHK akibat dampak resesi tahun 2023 mendatang.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyampaikan hal tersebut setelah mengikuti seminar Outlook Ekonomi 2023 di Unpad Bandung, Kamis (17/11/2022).

“Kepada yang terdampak langsung, kena PHK oleh perusahaan yang perdagangan globalnya pesanan turun, pabrik kurangi produksi. Nah, ini ada Bantuan Langsung Tunai (BLT),” kata Ridwan Kamil.

Baca Juga: Gubernur Jabar Sampaikan Potensi Investasi Kawasan Rebana di B20 Investment Forum

Menurut Ridwan Kamil, mayoritas pekerja yang bisa saja terkena PHK adalah mereka yang bekerja di sektor padat karya. Misalnya perusahaan tekstil dengan perdagangan global.

Saat resesi terjadi secara global, lanjut Ridwan Kamil, pesanan barang akan menurun. Akibatnya pabrik terpaksa mengurangi jumlah produksi. Jika demikian dampaknya adalah pengurangan karyawan.

BACA JUGA:  Euforia Bobotoh Subang: Birukan GOR Gotong Royong dan Nobar di 31 Titik

“Yang terdampak biasanya yang berhubungan dengan padat karya, misal tekstil dan lainnya,” katanya.

Bantuan Subsidi BLT Pekerja Terdampak Resesi di Jabar

Ridwan Kamil menuturkan, rencananya BLT akan digelontorkan ketika sudah ada pengumuman terkait kondisi kedaruratan.

Pemprov Jabar dalam hal ini sudah mengalokasikan dana untuk subsidi BLT pekerja dari anggaran Biaya Tak Terduga dan Dana Transfer Umum dengan besaran 2 persen.

”BLT sesuai dengan kondisi saat nanti ada pengumuman kondisi kedaruratan, anggarannya berasal dari BTT dan Dana Transfer Umum dua persen,” jelasnya.

Prediksi menyebutkan Indonesia bakal mengalami resesi pada tahun 2023. Namun tak terlalu signifikan, karena pertumbuhan ekonomi masih terjaga.

Menurut Ridwan Kamil, para ekonom dunia mayoritas sepakat bahwa Indonesia tidak akan sampai mengalami resesi terlalu besar.

BACA JUGA:  Dedi Mulyadi Ultimatum Sekolah Swasta: Lepaskan Ijazah atau Kehilangan Dana Rp 600 Miliar!

Negara yang berada di zona Asia terkena resesi, namun relatif lebih kecil daripada negara di luar zona.

“Zona Asia relatif tak akan terlalu terkena resesi. Dari 100 persen ekonom dunia yang dimintai pendapat, 90 persen mengatakan Indonesia tidak akan terdampak terlalu besar,” katanya.

Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Positif

Ridwan Kamil juga menegaskan, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif. Begitu juga kesenjangan dengan angka inflasi juga tidak terlalu jauh. Ini berarti kenaikan harga masih terkendali.

Di Jabar sendiri, pertumbuhan ekonomi menyentuh 6 persen di kuartal III tahun 2022. Ridwan Kamil juga menyebut, inflasi meningkat karena dipengaruhi harga BBM. Sementara harga sembako di Jabar masih aman dan terkendali.

BACA JUGA:  Inilah Sistem Penerimaan Murid Baru 2025: Apa Saja Perubahannya dan Bagaimana Dampaknya?

“Kita tumbuh tertinggi di kuartal III hampir 6 persen pertumbuhan ekonominya, Inflasi tinggi lebih karena BBM, bukan karena sembako,” katanya.

Ridwan Kamil juga berpesan kepada masyarakat agar bela negara dengan belanja produk lokal dan UMKM. Hal ini agar pertumbuhan ekonomi terjaga karena daya beli masyarakat masih tinggi.

“Saya mengajak warga Jabar yang tak terdampak perdagangan global untuk bela negara dengan belanja produk lokal sebanyak-banyaknya. Piknik seluas-luasnya. Bagi yang terdampak, kita kasih BLT,” ungkap Ridwan Kamil.

Ia pun menuturkan pola arah ekonomi Jabar 2023 tetap pada pembangunan Infrastruktur dan UMKM.

“Tahun depan arah ekonomi Jabar tak ada perubahan, di antaranya tetap spending di infrastruktur, dan penguatan UMKM,” pungkasnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)