Subang – Kondisi infrastruktur pendidikan dasar di Kabupaten Subang memprihatinkan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Subang, Nunung Suryani, mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di wilayahnya mengalami kerusakan berat dan tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar.
“Bahwa dari total 5.824 ruang kelas SD, yang masih baik layak kondisinya hanya 1.203 atau sekitar 20,7 persen yang masih dalam kondisi baik,” ujar Nunung dalam pernyataan yang diunggah melalui akun media sosial @kangdedimulyadichannel, Jumat, 25 Juli 2025.
Artinya, sebanyak 4.621 ruang kelas SD perlu segera diperbaiki. “Angka ini setara dengan 79,3 persen, atau hampir 80 persen dari total ruang kelas SD di Subang,” lanjutnya.
Untuk menanggulangi persoalan tersebut, Pemkab Subang telah mengalokasikan anggaran perbaikan sebesar Rp314 miliar dalam APBD 2026. Estimasi itu dihitung dengan asumsi kebutuhan dana sebesar Rp128 juta per ruang kelas.
Namun, ketika dipaparkan di hadapan Gubernur Jawa Barat dan Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, angka tersebut dianggap jauh dari kebutuhan ideal. Gubernur yang akrab disapa KDM memperkirakan bahwa kebutuhan riil bisa mencapai lebih dari Rp1,4 triliun. Asumsinya, biaya pengadaan satu ruang kelas mencapai Rp350 juta.
“Sudah kita hitung untuk (perbaikan ruang kelas) SD itu Rp314 miliar,” jelas Nunung menegaskan.
Sementara itu, kondisi ruang kelas tingkat SMP dinilai lebih baik. Dari total 3.854 ruang kelas SMP, sebanyak 2.028 ruang tercatat masih dalam kondisi baik.
“Untuk ruang kelasnya ada 3.854. Yang (dalam kondisi) baik 2.028. Jadi sudah lebih bagus kalau SMP. Dari total 1.826 ruang kelas SMP yang tidak layak pakai, 777 di antaranya mengalami kerusakan berat dan sedang,” tandasnya.