Beranda Berita Nasional 30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Oplus_131072

30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur, suarasubang.com. Sebanyak 30 petugas pertanian dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jawa Barat mengikuti Pelatihan Smart Farming yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barat.

Pelatihan intensif ini bertujuan untuk membekali para petugas dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam menerapkan teknologi modern di sektor pertanian.

Selama lima hari dari tanggal 19-23 Agustus 2024, para peserta diajak untuk mendalami berbagai teknologi smart farming mulai dari penggunaan sensor tanah, sistem irigasi otomatis, hingga pemanfaatan aplikasi berbasis artificial intelligence untuk analisis data pertanian.

Selain teori, peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan praktek langsung di laboratorium dan lahan percobaan Bapeltan dan Kunjungan ke Agrotani Centre Point di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Dalam Sambutan pada saat Pembukaan Pelatihan, Kepala Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barat Ir. Moch Ramdhani, MP. menyampaikan bahwa pertanian modern menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan kebutuhan akan peningkatan produktivitas.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi Smart Farming menjadi solusi yang menjanjikan. Smart Farming mengintegrasikan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analitik data besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

Pelatihan ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah Propinsi Jawa Barat untuk mendorong pertanian berkelanjutan dan modern di Indonesia. “Dengan penerapan Smart Farming, diharapkan dapat tercipta pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, saya menyampaikan selamat datang dan selamat berlatih bagi para peserta pelatihan smart farming ini” pungksnya.

Acep Yusup, seorang Penyuluh Pertanian utusan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat, mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan ini. “Dengan ilmu yang saya dapatkan, saya akan berusaha untuk mentransfer pengetahuan ini kepada para petani di daerah saya.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Harapannya, produktivitas pertanian di daerah kami bisa meningkat, harapan kedepan  sepertinya perlu dilakukan penjajakan pembentukan kelompok tani smart farming atau pengembangan pusat demonstrasi teknologi di berbagai daerah di Jawa Barat” ujarnya.

Pelatihan smart farming ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong transformasi pertanian di Jawa Barat. Dengan menguasai teknologi, petugas pertanian diharapkan mampu memberikan pendampingan yang lebih efektif kepada petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Dengan penerapan teknologi Smart Farming, diharapkan para petani meningkatkan produktivitas pertanian. Penggunaan sensor IoT dan analitik data membantu petani memantau kondisi tanaman secara real-time dan membuat keputusan yang lebih tepat.

BACA JUGA:  10 Tempat Wisata Keren di Subang 2024, No. 4 Viral

Salah satu tantangan utama dalam penerapan Smart Farming adalah keterbatasan infrastruktur teknologi di daerah pedesaan. Banyak petani masih kesulitan mengakses teknologi canggih karena kurangnya jaringan internet yang stabil. Hambatan lainnya, Implementasi teknologi Smart Farming memerlukan investasi yang cukup besar. 

Banyak petani menghadapi kendala dalam mendapatkan pendanaan untuk membeli peralatan dan teknologi yang diperlukan. Meskipun pelatihan telah dilakukan, masih banyak petani yang belum sepenuhnya memahami dan mampu mengoperasikan teknologi Smart Farming. 

Diperlukan waktu dan upaya lebih untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka, disamping itu masih banyak petani yang masih ragu untuk beralih ke teknologi baru karena terbiasa dengan metode tradisional. Perubahan ini memerlukan pendekatan yang lebih persuasif dan dukungan berkelanjutan. Dengan Pelatihan ini, Petugas Pertanian khususnya Penyuluh Pertanian dapat menjadi penggerak diseminasi Smart Farming kedepan.