Beranda Berita Nasional 15 Tahun Mengabdi, Guru Honorer di Pangandaran Ini Pilih Berhenti Karena Ijazah...

15 Tahun Mengabdi, Guru Honorer di Pangandaran Ini Pilih Berhenti Karena Ijazah D3

15-Tahun-Mengabdi-Guru-Honorer-di-Pangandaran-Ini-Pilih-Berhenti-Karena-Ijazah-D3.jpg

harapanrakyat.com,- Setelah 15 tahun mengabdi, Nining Suningsih (56) guru honorer SDN 1 Bojong, Korwil Parigi, Kabupaten Pangandaran memilih berhenti karena hanya memiliki ijazah Diploma 3 atau D3.

Nining berhenti pada awal bulan ramadhan tahun 2023. Selama mengabdi, Ia berharap bisa mendapat perhatian pemerintah karena sudah lama mengajar, supaya ada pengangkatan.

“Saya menjadi guru honorer hampir 15 tahun, sejak pertama masuk tahun 2008 sampai awal ramadhan, sekitar bulan Maret 2023,” katanya saat diwawancara harapanrakyat.com, Sabtu (10/6/2023).

Baca Juga : Guru Honorer Tasikmalaya Unjuk Rasa Tuntut Optimalisasi Formasi PPPK

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Lebih lanjut, Nining mengatakan, Ia tidak mendaftar P3K karena hanya lulusan D3. Selain itu, melanjutkan kuliah S1 pun tidak memungkinkan, karena usianya yang sudah lanjut.

“Saya belum pernah daftar P3K apalagi PNS. Ya karena keterbatasan ijazah hanya D3 tidak bisa mendaftar, syaratnya kan harus sarjana,” ujarnya.

15 Tahun Jadi Guru Honorer, Pilih Berhenti Karena Putus Asa

Selama ini, Nining mengaku sudah bersabar menunggu, barangkali ada kebijakan pemerintah untuk mengangkat guru honorer yang sudah 15 tahun mengabdi. Tapi, perhatian itu tak kunjung datang.

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

“Saya kira, akan ada kebijakan bagi guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi. Meskipun modal Ijazah D3 dan tidak melanjutkan kuliah, faktor usia,” terangnya.

Menurut Nining, ada teman-teman seangkatannya yang diterima karena sudah melanjutkan sekolah S1, padahal baru masuk menjadi guru honorer.

“Saya memutuskan keluar dari guru honorer, ya putus asa juga, karena tidak ada kebijakan bagi honorer yang ijazahnya D3,” paparnya.

Baca Juga : Mantan Guru Honorer di Garut Bakar Sekolah, Kesal Tak Digaji 2 Tahun

Sewaktu menjadi guru, Ia juga menjalankan pekerjaan sampingan di sebuah rumah makan di Pangandaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia memiliki dua orang anak dan sudah bekerja, salah satunya sudah berkeluarga.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Mengingat kebutuhan semakin bertambah, tetapi tidak ada tanda-tanda adanya kebijakan pemerintah untuk guru honorer yang sudah lama mengabdi, Ia pun memilih berhenti.

“Sejak menjadi honorer tunjangan penghasilan pegawai (TPP) tidak kunjung cair, tunjangan idul fitri juga tidak ada, memutuskan berhenti saja,” ungkapnya.

“Saat ini saya memilih bekerja di resto dengan waktu full, yang memiliki penghasilan setiap hari.” Pungkasnya. (Madlani/R12/HR-Online/Editor: Rizki)