Beranda Berita Nasional 11 Desa di Kota Banjar Masih Krisis Air Bersih, Ribuan Jiwa Terdampak

11 Desa di Kota Banjar Masih Krisis Air Bersih, Ribuan Jiwa Terdampak

11-Desa-di-Kota-Banjar-Masih-Krisis-Air-Bersih.jpg

harapanrakyat.com,- Sebanyak 11 desa dan kelurahan di Kota Banjar, Jawa Barat, masih mengalami krisis air bersih akibat musim hujan yang tak kunjung datang. Ribuan jiwa pun terdampak musim kemarau.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar pun terus melakukan distribusi air bersih ke wilayah terdampak.

Kepala Seksi Darurat dan Logistik BPBD Kota Banjar, Yudi Andiana mengatakan, 11 desa/kelurahan tersebut, di antaranya Binangun, Sukamukti, Batulawang, Karyamukti, dan Cibeureum.

Kemudian Desa Raharja, Balokang, Neglasari, Kelurahan Situbatu, Banjar dan Kelurahan Bojongkantong.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

“Krisis air bersih paling parah berada di Desa Neglasari. Terdapat empat wilayah di sana, yang warganya mengalami kesulitan air bersih,” kata Yudi Andiana kepada harapanrakyat.com, Minggu (17/12/2023).

Lanjutnya menyebutkan, berdasarkan data grafis distribusi, dari 11 desa/kelurahan di Kota Banjar yang mengalami krisis air bersih, total ada 6480 jiwa yang masih terdampak. Ribuan jiwa tersebut mengandalkan bantuan distribusi air bersih.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sehingga sampai saat ini, tim petugas dari BPBD Kota Banjar masih melakukan distribusi ke wilayah terdampak.

Adapun total air bersih didistribusikan sejak musim kemarau, mencapai 5.535.000 liter air bersih.

“Jumlah keseluruhan ada 41 titik lokasi tersebar di 4 wilayah kecamatan yang terdampak krisis air bersih. Sampai sekarang kami masih melakukan distribusi rutin ke wilayah terdampak,” ucapnya.

Menurutnya, krisis air bersih yang masih melanda desa/kelurahan di Kota Banjar akibat musim kemarau tersebut, kemungkinan masih akan berlanjut. Pasalnya, cuaca sekarang ini tidak bisa dipastikan akibat dampak wabah El Nino.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Ia berujar, seharusnya berdasarkan BMKG saat ini musim kemarau telah berakhir. Namun karena dampak El Nino sekarang belum turun hujan.

“Menurut BMKG musim kemarau sebetulnya berakhir di bulan Oktober kemarin, dan sekarang ini sebetulnya sudah memasuki musim penghujan. Tapi karena pengaruh El Nino sekarang hujan belum turun lagi,” pungkasnya. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)